Polisi tak Main-Main Saat Ambil Tindakan Tegas terhadap Pengikut Rizieq Shihab

Selasa, 08 Desember 2020 – 06:36 WIB
Ilustrasi polisi. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian dari Universitas Krisnadwipayana, Sahat Dio memberikan pujian kepada Polri yang telah bertindak tegas terhadap pengikut Habib Rizieq Shihab.

Pasalnya, anggota Polri telah diserang, sehingga wajar diberikan tindakan tegas.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Oh Begini Modus Menteri Juliari, Munarman FPI Protes, Jawaban Bang Ruhut Adem

Menurut Sahar, siapa saja apabila melakukan penyerangan hingga membahayakan keselamatan penegak hukum, tindakan tegas dan terukur menjadi solusinya.

"Ini bukan soal siapa mereka, tapi apa yang mereka lakukan. Menteri sekalipun, kalau dia melakukan tindak pidana, ya pasti akan ditindak, sesuai kesalahannya," ujar Sahat di Jakarta.

BACA JUGA: Permintaan Choirul Anam kepada FPI dan Polri

Sahat menuturkan, apabila yang dilakukan oknum anggota ormas FPI itu sebatas diskusi atau adu mulut, tidak mungkin ada tindakan tegas dari polisi.

"Tak mungkin ada tindakan dan peristiwa itu saya kira. Pasti ada insiden serius," tambah Sahat.

Menurut Sahat, kecil kemungkinan jika aparat main tembak hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, tanpa ada alasan atau latar belakang yang kuat.

Mengingat banyak risiko yang akan mereka terima di kemudian hari, jika melakukan tindakan demikian.

"Saya kira polisi pasti memiliki perhitungan yang tak main-main. Pertama, mereka pasti memperhitungkan apakah tindakan pelaku benar-benar membahayakan nyawa polisi. Kedua, jika ditindak secara serampangan atau tanpa prosedur yang jelas, misalnya, tentunya sangat berisiko bagi petugas, mengingat orang-orang yang meninggal terafiliasi dengan kelompok besar dan memiliki pengaruh di negara ini," beber Sahat.

Terlebih, sekarang ini era keterbukaan, di mana media sosial dengan para netizennya, ada di mana-mana guna memberikan informasi ke masyarakat, tanpa ditutup-tutupi sehingga sekecil apa pun rahasia yang disimpan, pasti kelak akan terkuak.

"Di era sekarang, apabila ada rekayasa atau kebohongan pun, saya kira nantinya akan terbongkar dengan sendirinya," lanjut Sahat.

Jika akhirnya tetap diragukan, Sahat meminta polisi memperkuat bukti-bukti lainnya. Misalnya menghadirkan rekaman CCTV di jalan tol saat kejadian atau mungkin rekaman video amatir melalui ponsel.

Bukti-bukti ini penting dimunculkan sejak dini atau sebelum persidangan, sebagai antisipasi upaya-upaya penggiringan opini publik ke arah yang negatif sehingga tidak ada keraguan masyarakat dan pihak-pihak yang skeptis lainnya.

"Juga bisa dengan cara penelusuran atau pembuktian bahwa laskar khusus tersebut memang memiliki senjata api itu. Ini juga menjawab pertanyaan publik apa mungkin mereka memiliki senjata api, mungkin kalau senjata tajam masih masuk akal," pungkas dia. (cuy/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler