jpnn.com, JAKARTA - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menetapkan enam tersangka kasus kebakaran Lapas Klas I Tangerang, Banten.
Hanya saja, sampai saat ini penyidik tidak melakukan penahanan terhadap enam tersangka tersebut.
BACA JUGA: Kasus Kebakaran Lapas Tangerang, Polisi Kirim Berkas Perkara Pekan Depan
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat membeber alasan tidak menahan keenam tersangka tersebut.
"Enggak ditahan karena alasan subjektif penyidik," kata Kombes Tubagus saat dikonfirmasi, Kamis (7/10).
BACA JUGA: Penjelasan Kombes Tubagus Soal 58 Saksi Kasus Kebakaran Lapas Tangerang
Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam tersangka kasus kebakaran Lapas Tangerang.
Perinciannya tiga pegawai Lapas Klas I Tangerang inisial RU, S, dan Y.
BACA JUGA: Napi Perekam Penganiayaan Ungkap Modus Masuknya HP & Narkoba ke Lapas Tanjung Gusta
Ketiga tersangka itu dijerat Pasal 359 KUHP terkait kelalaian yang sebabkan orang meninggal dunia.
Kemudian, polisi juga menjerat PBB, JMN, RS sebagai tersangka kasus kebakaran Lapas Klas I Tangerang.
Ketiga tersangka ini dijerat Pasal 188 KUHP terkait penyebab kebakaran.
Lebih lanjut Kombes Tubagus memastikan bahwa pemeriksaan saksi kasus kebakaran Lapas Tangerang telah rampung. “"Sudah selesai," kata Kombes Tubagus.
Rencananya, polisi akan melakukan pelimpahan tahap I atau penyerahan berkas penyidikan kepada jaksa Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada pekan depan.
Dalam penyidikan kasus ini ini, penyidik menyimpulkan bahwa penyebab kebakaran yang menewaskan puluhan warga binaan Lapas Klas I Tangerang, itu karena korsleting listrik.
Hal itu disimpulkan berdasarkan pemeriksaan saksi ahli.
Tiga saksi ahli yang diambil keterangan dalam penyidikan kasus tersebut yakni ahli dari laboratorium forensik, ahli kebakaran dari IPB, dan Universitas Indonesia.
Dari keterangan ahli, diketahui korsleting listrik terjadi diperkirakan pada pukul 00.00 WIB sampai dengan 01.00 WIB. Lalu, api membesar mendekati pukul 02.00 WIB. (cr3/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama