Polisi Telisik Arti Sandi 1808

Selasa, 18 Agustus 2009 – 08:13 WIB

JAKARTA - Hari ini para pemburu teroris benar-benar tegangItu karena mereka yakin, kamar 1808 JW Marriott dipilih sebagai sebuah sandi serangan

BACA JUGA: SB Pilih Pensiun dari Politik

Tapi, hingga kemarin sandi itu belum terpecahkan

   
"Kalau dari pengakuan Amir Abdillah yang memesan kamar, itu memang dipilih untuk memaksimalkan efek serangan," kata seorang perwira Mabes Polri pada Jawa Pos, Senin (17/08)

BACA JUGA: NU Merasa Ditinggalkan

Kamar 1808 berada dekat dengan lift
"Dengan begitu, jika bom di kamar itu meledak otomatis konstruksi lift akan hancur lebur

BACA JUGA: HUT RI Aman, Menbudpar Yakin Wisatawan Meningkat

Mereka juga berharap akan ada efek meruntuhkan bangunan," katanya
   
Namun, Amir yang juga mantan adik ipar Ibrohim florist Ritz Carlton itu masih belum membeberkan apakah 1808 adalah sandi untuk sebuah serangan lanjutan"Pengakuan awalnya adalah 14 Agustus, itu sudah disampaikan Kapolri bahwa ada plot teror di Cikeas dua pekan sejak tanggal 1 AgustusTapi itu kan bisa saja misleading atau dikaburkan dengan sengaja oleh tersangka," katanya.
   
Karena itu, Densus 88 Mabes Polri hari ini tetap tak mau ambil resiko"Masih ada yang ikut dalam pengamanan tertutup presidenPaspampres juga sudah menerima notifikasi," katanyaAgenda SBY hari ini adalah menonton pawai karnaval kemerdekaan di depan Istana Merdeka.
    
Sedangkan agenda SBY untuk hadir 19 Agustus di Bunaken, Manado sampai tadi malam belum fixed"Memang ada rekomendasi dari teman-teman intelijen di lapangan demi keamanan presiden," kata sumber itu.  Apalagi, dari persepsi analisa pola dan sasaran kelompok Noordin, acara Sail Bunaken di Manado masuk dalam list target mereka"Ada kapal induk Amerika Serikat dan negara-negara lainWalaupun kita cukup tenang karena pengamanan TNI di lokasi itu sangat ketatPolda Sulut juga sudah siaga satu," katanyaSecara kebetulan, Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto adalah mantan Kepala Densus 88 Mabes Polri"Beliau hafal betul gerak-gerik dan pola serangan kelompok iniJadi, meskipun masuk dalam list target, kewaspadaan terhadap potensi serangan sudah maksimal," katanya
    
Penyidik juga masih mendalami keterangan Amir Ibrahim, Aris dan IndraAmir bahkan dikeler ke beberapa tempat untuk menemukan tersangka-tersangka lainnyaSayang, dalam beberapa kali pemeriksaan tiga orang itu memberi keterangan yang berbelit-belit"Tapi, kita sabar sajaMereka pasti akan segera membuka semuanya," kata sumber itu optimistis
    
Terpisah, pengacara ketiga tersangka teroris itu Asludin Hatjani  mengaku kondisi kliennya baik-baik saja- Sehat dan tidak berada dalam tekanan apapun," kata Asludin pada Jawa Pos tadi malamSelama pemeriksaan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Asludin selalu mendampingi
    
Apakah mereka kooperatif pada penyidik - Asludin tak menjawab tegas"Soal kooperatif atau tidak itu yang menentukan polisi.Pengacara tidak bisa menentukan apakah tersangka kooperatif atau tidak," elaknya
    
Aris dan Indra ditahan di Rutan Brimob, Kelapa Dua, DepokSedangkan Amir Abdillah alias Ahmad Feri ditahan di rutran Bareskrim Mabes Polri"Selama pemeriksaan Amir dibawa ke rutan Brimob, tapi setelah itu saya tidak tahu dibawa ke manaSaya kira dibawa ke suatu tempat lain yang sudah jadi pertimbangan penyidikan," kata Asludin
    
Kabidpenum Mabes Polri Kombes Ketut Yoga Ana tak berkomentar soal plot serangan baru  maupun hasil interogasi para tersangka"Kita tidak bisa membuka materi penyidikan kepada publik," katanya
    
Soal ancaman teror , Yoga menegaskan polisi siap mengantisipasi"Bagi polisi tidak ada tanggal-tanggal istimewaSelama jaringan Noordin masih ada kita selalu waspada," tegasnya.(rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Sel Penjara Butuh Rp67 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler