Polisi Temukan 2,5 Ton Pupuk Bahan Peledak & 11 Detonator di Bunker, Pemiliknya

Senin, 03 Juli 2023 – 16:16 WIB
Sejumlah pupuk yang tidak berlabel ditemukan di bungker di pulau Pemana Kabupaten Sikka. ANTARA/Ho-Humas Polda NTT

jpnn.com, KUPANG - Personel Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Polda NTT menemukan 2,5 ton pupuk untuk bahan peledak di dua bunker daerah pesisir pantai Pulau Pemana, Kabupaten Sikka.

Polisi saat ini sedang memburu sosok IS yang disebut sebagai pemilik bahan peledak untuk membuat bom ikan tersebut.

BACA JUGA: Warga Diserang OTK, AKBP Faidil Kerahkan Pasukan ke Hutan Halteng

Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy didampingi Direktur Polairud Polda NTT Kombes Nyoman Budiarja menyebut ada 101 karung pupuk yang tidak berlabel ditemukan di dalam dua bungker itu.

"Selain itu anggota juga menemukan 11 detonator yang sering digunakan oleh pelaku bom ikan untuk menangkap ikan," ujar dia di Kupang, Senin (3/7).

BACA JUGA: Soal Insiden di Muzdalifah, Kiai Maman Sentil Panitia Haji yang Tak Profesional

Sosok IS diketahui sebagai pemilik bunker berisi pupuk yang ditemukan oleh personel Polairud Polda NTT.

Sebelumnya polisi juga sudah menahan AA, nelayan yang kedapatan membeli dan menjual kembali detonator yang dibelinya dari seorang pria di Adonara, Kabupaten Flores Timur.

BACA JUGA: Ketakutan setelah Aksi Bakal Al-Quran, Swedia Perketat Kontrol Perbatasan

Dari penangkapan AA itulah polisi mengetahui keberadaan pupuk yang diduga ditimbun di bunker yang sudah dibangun sejak tahun 2011 tersebut.

Saat penggerebekan di bunker, polisi tidak menemukan IS di lokasi karena diduga sudah melarikan diri.

Kombes Ariasandy menduga IS melanggar Pasal 122 Jo Pasal 73 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Berkelanjutan.

Tersangka IS terancam pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp 60 miliar.

Kombes Ariasandy mengatakan pupuk yang ditemukan itu tidak terdaftar dan tanpa label dengan tujuan untuk dijual lagi oleh pelaku demi mendapatkan keuntungan secara pribadi.

"Pupuk tersebut setelah dicek ternyata berasal dari Kabupaten Bima, Provinsi NTB dan diketahui pendistribusiannya sudah berjalan bertahun-tahun," tuturnya.

Saat ini AA masih ditahan untuk pengembangan kasus tersebut sambil menunggu penangkapan IS yang masih dalam pengejaran.(antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Novel Baswedan Ungkap Penyidik dari Polri Miliki Transaksi Janggal Rp 300 M-Rp 1 T


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler