jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Kiai Maman Imanulhaq meminta pemerintah, terutama panitia haji Indonesia menyiapkan strategi kedaruratan demi mengantisipasi problem yang terjadi di luar perencanaan.
Menurut Kiai Maman, strategi kedaruratan itu penting agar insiden ibadah haji yang pernah terjadi sebelumnya tidak terulang lagi.
BACA JUGA: Beginilah Fasilitas Pemerintah ke Jemaah Haji Sumbar, Dibiarkan Kepanasan hingga Minim Toilet
Dia menyebut sebelumnya pernah ada tragedi di Mina, serta jatuhnya crane sekitar di Ka’bah.
"Sekarang tahun ini justru di Muzdalifah,” kata Maman Imanulhaq dalam siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (2/7).
BACA JUGA: Pembunuhan Pasutri di Tulungagung, AKBP Eko Hartanto Sampaikan Info soal Pelaku
Kiai Maman menyebut insiden di Muzdalifah yang terjadi pada ibadah haji tahun ini dapat menjadi pelajaran panitia haji ke depan.
Rombongan jemaah haji Indonesia pada tahun ini mengalami keterlambatan pemberangkatan yang cukup lama dari Muzdalifah ke Mina.
BACA JUGA: Seorang Anak di Pekalongan Mengaku 4 Kali Dicabuli Ayah Kandung, Ya Tuhan
Politikus PKB itu mengatakan pada umumnya jemaah haji hanya menunggu 1–2 jam, tetapi tahun ini sampai 10 jam.
Oleh karena itu, dia meminta strategi kedaruratan itu harus dipikirkan. Bagaimana pergerakan jemaah dari satu lokasi ke lokasi lain.
"Di mana penumpukan jamaah seperti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina itu harus betul-betul menjadi pemikiran yang lebih sistematis dan bisa dilakukan cepat karena ini menyangkut nyawa manusia," tuturnya.
Maman mengingatkan panitia haji ke depan agar lebih memperhatikan kondisi jemaah Indonesia yang lanjut usia.
Prioritas Indonesia terhadap jamaah lansia harus dikomunikasikan kepada otoritas di Arab Saudi agar otoritas setempat menyiapkan banyak pusat kesehatan, posko kedaruratan, dan mempersiapkan yang terbaik untuk para lansia.
"Termasuk misalnya, strategi lansia itu datang terakhir lalu pulang lebih dulu," ujar Kiai Maman.
Dia pun menyentil panitia haji Indonesia yang tidak bekerja profesional sehingga harus dievaluasi oleh pemerintah.
"Yang tidak profesional, dicoret, jangan diajak. Lalu yang profesional itu ditempatkan pada posisi yang pas," ucap Maman.
Kementerian Agama RI melalui Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan keterlambatan di Muzdalifah terjadi antara lain karena kemacetan di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jamaah dari Muzdalifah ke Mina.
Konon jalur tersebut banyak dilalui jemaah calon haji dari berbagai negara lain yang akan melempar jumrah setibanya di Mina, sehingga kepadatan pun terjadi.
Terlepas dari situasi itu, dia memastikan panitia penyelenggara haji langsung turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan.
Alhasil, jemaah haji yang tertahan dapat diberangkatkan secara berangsur-angsur dari Muzdalifah ke Mina.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam