jpnn.com, LANGKAT - Dua kuburan penghuni yang tewas diduga dianiaya di dalam kerangkeng milik Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin, dibongkar oleh Polda Sumut.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan kuburan kedua penghuni kerangkeng yang dibongkar, yakni A dan SG. A merupakan warga Kecamatan Sawit Sebrang dan SG warga Kecamatan Sei Bingai.
BACA JUGA: Bongkar Kuburan A & S Penghuni Kerangkeng Bupati Langkat, Kombes Hadi Beri Penjelasan Begini
Tragisnya, keduanya dinyatakan tewas hanya dalam waktu beberapa hari saja setelah masuk ke dalam kerangkeng.
Korban A masuk pada tanggal 14 Februari 2019, lalu tewas pada 20 Februari 2019. Sementara, korban SG masuk ke dalam kerangkeng pada 12 Juli 2021 dan dinyatakan tewas pada 15 Juli 2021.
BACA JUGA: Anak Bupati Langkat Dikabarkan Ditangkap Soal Kerangkeng, Begini Penjelasan Kombes Hadi
"Jadi hanya beberapa hari," kata Kombes Hadi saat dikonfirmasi JPNN.com, Sabtu (12/2).
Adapun kedua kuburan yang dibongkar itu berlokasi di Tempat Pemakaman Umum Pondok VII, Kecamatan Sawit Sebrang dan Tempat Pemakaman Keluarga Dusun VII Suka Jahe, Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.
BACA JUGA: AGM Terancam Hukuman Mati, Kasusnya Lumayan Besar
Mantan Kapolres Biak, Papua itu menjelaskan penggalian kuburan itu dilakukan untuk mendalami kasus dugaan para penghuni itu tewas karena dianiaya selama dikerangkeng. Pembongkaran itu turut melibatkan Dit Reskrimum Polda Sumut serta Tim Forensik RS Bhayangkara Polda Sumut.
"Untuk mendalami kasus adanya penghuni di kerangkeng milik Terbit yang meninggal dunia diduga menjadi korban penganiayaan," sebut Hadi.
Hadi sendiri belum bisa memastikan apakah ada kemungkinan penyidik juga akan melakukan penggalian kuburan korban lainnya. Sebab, hal itu akan berkembang sesuai dengan kebutuhan penyelidikan.
BACA JUGA: Gerombolan Bermotor Mengamuk, Pagar Masjid di Surabaya Didobrak Sambil Teriak-Teriak
"Pastinya kami akan lakukan seiring dengan hasil temuan tim di lapangan untuk pembuktian," tutupnya. (mcr22/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Finta Rahyuni