jpnn.com - POSO -- Baku tembak polisi Vs sipil bersenjata yang terjadi hampir sepanjang, Kamis (6/2) kemarin, tak mempengaruhi aktifitas warga Desa Taunca, Desa Pantango Lemba dan desa Padang Lembara, Kabupaten Poso.
Tampak, aktifitas warga di tiga desa bertetangga dekat ini normal-normal saja. Warga yang berprofesi mayoritas petani ini tetap beraktivitas seperti biasa di kebun.
BACA JUGA: PKB Matangkan Strategi Pemenangan di Manado
Hanya saja warga tak melakukan aktifitas di perkebunan mereka yang berada di lereng gunung Dopi yang jadi lokasi kontak senjata.
“Kita tetap kerja di kebun. Tapi di kebun bawah, bukan yang digunung sana,” sebut sejumlah warga yang beramai-ramai berjalan kaki pulang dari aktivitas di kebunnya.
BACA JUGA: Jaksa Malaysia Ajukan Kasasi, Hiu Bersaudara Ditahan Lagi
Warga mengaku mendengar adanya suara letusan tembakan dari arah lokasi pegunungan desa. Tapi mereka tahu jika suara letusan senjata itu karena adanya baku tembak antara polisi dengan kelompok sipil bersenjata dari polisi yang tengah berjaga.
“Tahunya kami yang biasa bunyi-bunyikan senjata itu kalau bukan polisi ya tentara. Kami baru tahu kalau ada baku perang antara polisi dengan warga bersenjata ya dari polisi sendiri,” beber warga Taunca kepada Radar Sulteng (JPNN Grup).
BACA JUGA: KPK Kantongi Kejanggalan Tata Niaga Beras
Menurut warga kontak tembak terjadi sejak jam 09.00 wita dan baru berakhir sekiotar jam 17.00 wita. Awal kontak tembak terjadi di lereng gunung Dopu dusun Bugis Lombok (Bulog) desa Taunca, dan terus menjauh hingga ke dalam hutan pegunungan yang sama (Dopu).
Meski takut, warga mengaku tidak memusingkannya. “Yang kami inginkan Poso ini aman dan damai. Sehingga kami bisa terus bekerja mencari nafkah hidupi keluarga,” ucap warga Taunca lain. Kondisi keamanan poso secara umum kemarin juga tetap aman dan damai. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini yang Dilakukan Dahlan di Bidang Ekonomi Jika Jadi presiden
Redaktur : Tim Redaksi