Politeknik Pertanian Negeri Kupang Bikin Inovasi Pakan Ternak dari Daun Kelor

Minggu, 21 Juli 2024 – 09:12 WIB
Guru Besar Nutrisi Politeknik Pertanian Kupang, Prof. Catootjie Lusje Nalle, S.Pt., M.Agr.St., Ph.D (kanan) menunjukkan produk-produk inovasi yang menggunakan sumber daya alam lokal. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com - Salah satu tantangan dalam usaha peternakan adalah pakan, yaitu sekitar 70% dari total biaya operasional yang harus dikeluarkan. Ini belum lagi ditambah dengan tingginya harga pakan yang disebabkan oleh berbagai hal, termasuk adanya bahan baku yang perlu didapatkan dari impor.

Kondisi tersebut memacu Politeknik Pertanian Negeri Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan inovasi menciptakan pakan ternak yang terjangkau tetapi berkualitas tinggi.

BACA JUGA: Peternak di Aceh Menghasilkan Cuan dari Olahan Limbah Ternak

"Kami berhasil membuat inovasi pakan ternak dari daun kelor dan putak untuk ayam kampung super KUB," kata Guru Besar Nutrisi Politeknik Pertanian Kupang, Prof. Catootjie Lusje Nalle kepada JPNN, di acara Indolivestock Expo dan Forum Jakarta Convention Center (JCC) yang berlangsung 18-19 Juli. 

Prof. Catootjie menjelaskan daun kelor dipilih karena banyak protein dan antioksidan, juga merupakan sumber kalsium bagi ternak. Apalagi populasi pohon kelor di NTT tersedia banyak di masyarakat, begitu juga dengan putak.

BACA JUGA: Anggaran Makan Siang Gratis Dipotong Lagi? Airlangga Berkata Begini

"Kalau daunnya muda untuk dimakan orang, kami memanfaatkan daun kelor yang sudah tua untuk ternak," ucapnya.

Penggunaan bahan-bahan lokal ini juga mampu menekan biaya untuk pakan ternak, misalnya saja jagung yang harganya di pasaran bisa tembus antara Rp 7.000 - Rp 8.000. Pada April lalu harga jagung per kilo tembus sampai Rp 12 ribu. 

BACA JUGA: 3 Pokok Pernyataan Mas Anas Menjelang Pendaftaran PPPK 2024, Menabung Masalah

"Kalau putak ini harganya cuma sekitar Rp 3.000 per kilo, kelor malah banyak tinggal ambil saja," ungkapnya.

Jebolan The University of Queensland, Australia, ini menambahkan, solusi pakan ternak alternatif dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar atau lokal, bisa dicontoh oleh daerah lain. Caranya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.

"Kalau kelor ini banyak, ada di NTT, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan juga ada, jadi kalau dilihat dari sini bahwa untuk pemecahan masalah pangan atau pakan-pakan ternak itu bisa menggunakan itu non-konvensional atau istilahnya pakan alternatif. Utamakan lokal ya," tutur pengajar di Politeknik Pertanian nomor satu di Kupang tersebut.

Dia menjelaskan, inovasi pakan ternak dari daun kelor dan putak ini merupakan upaya pemanfaatan bahan lokal berkualitas tinggi yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan dan kesehatan ayam kampung. Pakan alternatif yang sudah dalam bentuk konsentrat ini selain membuat kualitas daging dan telur meningkat juga memastikan kesehatan optimal bagi ternak.

"Itu karena pakan ini bebas dari antibiotika dan juga memiliki formulasi yang tepat," imbuhnya.

Keunggulan lainnya dari pakan ternak ayam kampung super KUB ini adalah harganya terjangkau bagi konsumen, juga tidak mudah rusak.

Di sisi lain, pembuatannya pun prosesnya mudah dan sederhana, serta menggunakan bahan baku lokal yang murah dan tersedia dalam jumlah besar.

"Juga mampu memberdayakan lingkungan sekitar, karena adanya keterlibatan masyarakat dalam hal memasok bahan baku sehingga meningkatkan ekonomi lokal, juga melibatkan alumni bidang peternakan," ujarnya.

Politeknik Pertanian Negeri Kupang juga membuat pupuk organik kaya nutrisi Bokashi. Pupuk ini menjadi solusi untuk mendukung kesehatan tanah, tanaman dan menjaga kelestarian lingkungan. 

Pihaknya pun membuka peluang kolaborasi atau kerja sama dalam pemasaran dan distribusi pakan ternak maupun pupuk Bokashi.

"Penggunaan Bokashi tidak hanya bermanfaat bagi tanaman, tetapi juga untuk kesehatan manusia, karena tanaman dengan pupuk organik bebas dari residu kimia berbahaya," ujarnya. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler