Politik Ganjen

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 04 Oktober 2022 – 17:00 WIB
Calon presiden yang diusung Nasdem pada Pilpres 2024 Anies Baswedan saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10). Foto: Ricardo

jpnn.com - Ganjen dalam bahasa Indonesia berarti genit. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa ganjen merujuk pada anak gadis yang bersolek atau melakukan sebuah tindakan dengan tujuan menarik perhatian lawan jenis. 

BACA JUGA: Deklarasi Lebih Dini, NasDem Disebut Sedang Amankan Anies

Dalam bahasa gaul ganjen disebut sebagai caper, akronim dari ‘’cari perhatian’’. 

Dalam kamus politik entry istilah ‘’ganjen’’ tidak ditemukan. 

BACA JUGA: Momen Jokowi & Ganjar Semobil Sentilan untuk Surya Paloh, Anies Bikin Tak Nyaman?

Akan tetapi, dalam politik praktis sehari-hari banyak ditemui tindakan politik yang bersifat ganjen, melakukan sebuah tindakan, atau memberikan sebuah komentar, dengan tujuan caper alias cari perhatian.

Deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Senin (3/10) menjadi kejutan politik paling besar pekan ini. 

BACA JUGA: Hanya Ganjar, Satu-satunya Kader PDIP yang Bisa Mengalahkan Prabowo dan Anies

Keputusan itu mendapatkan reaksi yang bermacam-macam dari publik. 

Para pendukung Anies tentu bersukacita dengan deklarasi itu. 

Sementara musuh-musuh politik Anies bereaksi negatif terhadap momen itu.

Presiden Jokow Widodo tidak mau berkomentar terhadap momen itu. 

Pada hari yang sama, ketika sedang membuka acara investasi di Batang, Jawa Tengah, Jokowi tidak bersedia memberi komentar terhadap pertanyaan wartawan. 

Jokowi mengatakan tidak ingin berkomentar karena masih dalam suasana duka.

Seperti biasanya Jokowi pelit komentar terhadap wartawan. 

Kali ini dia juga bersikap pelit dalam memberi komentar. 

Dia hanya mengatakan, ‘’Saya tidak, saya tidak, saya tidak, karena masih dalam suasana duka’’. 

Maksud Jokowi adalah dia tidak mau memberi komentar politik karena masih dalam suasana duka atas meninggalnya 130 suporter klub sepak bola Arema dalam insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Komentar Jokowi itu mungkin maunya menghindar dari kejaran wartawan lebih lanjut. 

Akan tetapi komentar pendek itu malah memantik komentar balik dari politikus Nasdem, Zulfan Lindan. 

Menurutnya, komentar pendek Jokowi itu menyindir Nasdem dan Anies, karena melakukan deklarasi di saat kondisi nasional masih berduka.

Zulfan pun menyerang balik. Jokowi dianggap tidak konsisten dengan sikapnya sendiri. 

Secara implisit, Jokowi mengatakan bahwa masih dalam suasana duka sebaiknya tidak melakukan deklarasi dulu. 

Deklarasi bisa ditunda beberapa hari ke depan. 

Zulfan mempertanyakan, kalau masih berduka mengapa Jokowi sendiri meresmikan proyek investasi di Batang?

Acara di Batang memunculkan insiden saling serang antar-dua kubu. 

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dikecam karena sambutannya di acara itu dianggap bermuatan politik. 

Pada kesempatan itu Bahlil menyapa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan memujinya karena wajahnya terlihat cerah. 

Bahlil menambahi dengan mengatakan bahwa Jakarta sedang dalam keadaan gelap.

Mungkin Bahlil hanya memaksudkannya sebagai candaan. 

Akan tetapi, reaksi yang muncul menjadi serius. 

Mungkin Bahlil tidak sadar bahwa dia sedang berada di Jawa Tengah, sehingga ungkapannya terhadap Ganjar itu dianggap sebagai ‘’tembung sanepa’’ alias kalimat sindiran.

Bahlil dianggap mempromosikan Ganjar—sebagai calon presiden—dengan menyebutnya berwajah cerah, dan pada saat bersamaan menyindir Anies Baswedan dengan sebutan ‘’Jakarta gelap’’.

Bahlil dianggap berpolitik dan mempergunakan acara kenegaraan untuk kepentingan politik. 

Bukan kali ini saja Bahlil berpolitik. 

Dia dikecam luas karena mengampanyekan perpanjangan masa jabatan kepresidenan Jokowi menjadi 3 periode. 

Bahlil membuat alasan banyak pengusaha yang menyampaikan aspirasi perpanjangan masa jabatan itu kepadanya.

Ketika itu, Menteri Luhut Binsar Panjaitan juga melempar isu perpanjangan masa jabatan kepresidenan, dengan mengutip big data yang menyatakan bahwa 100 juta warga menghendaki perpanjangan masa jabatan. 

Seolah kor politik yang mirip dengan orkerstra yang dipimpin seorang dirigen, politisi partai pendukung pemerintah seperti PKB, Golkar, dan PAN, juga menyuarakan wacana perpanjangan masa jabatan.

Reaksi publik sangat keras terhadap wacana itu. 

Saking kerasnya sampai Jokowi secara resmi--dalam rapat kabinet--melarang menteri-menterinya untuk berbicara mengenai wacana 3 periode. 

Para pemain orkestra 3 periode pun tiarap sebentar. 

Akan tetapi, tidak lama kemudian Bahlil kembali melontarkan wacana 3 periode dengan melontarkan jargon ‘’Lanjutkan’’. 

Ketika itu, Bahlil memberi sambutan dalam acara ulang tahun HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) yang dihadiri Jokowi. 

Bahlil dan elite HIPMI sama-sama melontarkan jargon ‘’Lanjutkan’’. 

Jokowi merespons dengan mengatakan bahwa bukan dia yang menginginkan ‘’Lanjutkan’’, tetapi dia yang menjadi sasaran demonstrasi.

Lawan-lawan politik Anies gatal tangan untuk menyerang balik setelah deklarasi. 

Kali ini narasi yang dilemparkan senada dan seirama, yaitu deklarasi itu dianggap tidak etis karena masih dalam suasana duka. 

Giring Ganesha, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam akunnya di medsos mengritik keras deklrasi itu dan menganggapnya tidak etis. 

Kor orkestrasi sama-sama disuarakan oleh pelawak berdiri Erenst Prakarsa, dan aktivis medsos Ferdinand Hutahaean. 

Seirama dan senada dengan Giring, keduanya mengritik deklarasi yang disebutnya tidak etis.

Akan tetapi, kritik itu menuai serangan balik langsung oleh netizen, karena pada hari yang sama sore harinya, PSI melakukan deklarasi untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dan Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden. 

Deklarasi ini dilakukan dengan agak tergesa-gesa dan dengan persiapan seadanya, sehingga hanya bisa dilakukan melalui aplikasi daring.

Yang memimpin deklarasi itu ialah Grace Natalie, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI dan dihadiri oleh beberapa pengurus partai. 

Mungkin karena saking tergesa-gesanya, sampai Grace lupa mengundang Giring Ganesa, sang ketua umum. 

Mungkin karena kondisi darurat yang mendesak, Grace sampai lupa dan tidak memberi tahu Giring akan rencana deklarasi itu. 

Karena tidak diundang dalam deklarasi penting itu, Giring pun menjadi bulan-bulanan netizen. 

Screenshot acara deklarasi itu beredar di media sosial, dan di bawahnya dicantumkan komentar Giring yang mengecam deklarasi Anies Baswedan. 

Seorang netizen berkomentar lucu dengan mengatakan bahwa Giring tidak masuk dalam grup WA Dewan Pembina PSI, karena itu wajar kalau dia tidak tahu perkembangan.

Deklarasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan dengan persiapan seadanya ini menunjukkan tindakan PSI yang reaktif dan impulsif terhadap semua manuver Anies.

Dalam sambutannya, Grace Natalie kembali mengatakan bahwa PSI akan konsisten untuk melawan Anies Baswedan yang dianggap sebagai representasi politik identitas.

Kenyataan di lapangan, banyak elite PSI yang tidak konsisten untuk melawan Anies Baswedan. 

Salah satu pendiri PSI Sunny Tanuwijaya secara terbuka sudah menyatakan keluar dari PSI dan membelot mendukung Anies. 

Elite PSI lainnya, mantan wakil menteri agraria, Surya Tjandra, juga mengikuti jejak Sunny dengan mendukung Anies Baswedan. 

Sebelumnya, Tsamara Amany Alatas juga mengundurkan diri dari PSI. 

Selama ini Tsmara dikenal sebagai ‘’sayap intelektual’’ PSI. 

Kepergian Tsamara menjadi kehilangan serius bagi PSI. 

Menyeberangnya Sunny dan Surya juga menjadi pukulan telak bagi PSI.

Deklarasi PSI lebih terlihat sebagai politik ganjen untuk mencari perhatian. 

Ganjar Pranowo sendiri mengaku tidak pernah dihubungi oleh PSI. 

Belum diketahui bagaimana reaksi Yenny Wahid terhadap pencalonannya oleh PSI.

Sekadar berandai-andai, kalau pasangan Ganjar-Yenny maju sebagai capres PSI, maka pasangan ini akan disebut sebagai ‘’Pasangan Ganjen’’, Ganjar-Yenny’’. (*)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler