Politik Luar Negeri Prabowo Ketinggalan Zaman

Sabtu, 24 November 2018 – 19:25 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menilai pernyataan Prabowo Subianto soal rencana Australia memindahkan kedubesnya di Israel ke Yarussalem berdasarkan pemikiran usang. Menurut Arsul, apa yang diutarakan Prabowo hanyalah melihat prinsip-prinsip hubungan internasional secara normatif saja.

"Melihat sisi hubungan internasional secara normatif saja adalah bentuk diplomasi yang sudah lama ditinggalkan oleh banyak negara. Pak Prabowo tampaknya berpikir dengan model out of date diplomacy," kata Arsul dalam keterangan yang diterima, Sabtu (24/11).

BACA JUGA: Tak Ada Palestina di Visi Misi Prabowo

Dalam praktik hubungan internasional yang sebenarnya sudah cukup lama, menurut Arsul, banyak negara yg tidak berpaku pada aspek normatif saja dengan menyatakan bahwa suatu sikap negara adalah kedaulatan dan kewenangan negara itu sendiri.

Australia sendiri termasuk negara yang tdk hanya membatasi diri pada kerangka normatif saja dalam politik luar negerinya. Arsul memberi contoh misal terkait dengan eksekusi mati dua warga Australia dalam kasus narkotika Bali Nine.

BACA JUGA: Kang TB Anggap Prabowo Sudah Lukai Perasaan Umat Islam

Juga ketika terungkap adanya penyadapan terhadap Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono oleh intelijen Australia.

"Belum lagi peran aktif Australia mengirimkan pasukan tempurnya dalam koalisi yang dipimpin AS ke beberapa negara yang sedang diperangi," kata Arsul.

BACA JUGA: Siapa Bilang Pengemudi Ojol Marah ke Prabowo?

Bahkan dalam isu hukuman mati di RKUHP yang saat ini masih dibahas, Arsul yang juga anggota Panja RKUHP merasakan adanya upaya mempengaruhi dari Australia.

"Ini semuanya menunjukkan bahwa prinsip normatif dalam hubungan diplomatik antar negara tidak lagi bisa dipegang dengan kaku, terutama ketika sudah menyangkut kepentingan nasional dan internasional suatu negara," jelas Arsul.

Wakil ketua TKN Jokowi - Ma'ruf ini menilai, langkah diplomasi yg dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK yang memprotes pemindahan Kedubes Australia di Israel ke Yerussalem bukan hal yang salah dalam praktik diplomasi hubungan internasional saat ini. Bahkan itulah yang benar dalam konteks kepentingan nasional dan internasional Indonesia.

"Faktanya mayoritas mutlak rakyat Indonesia mendukung Palestina dan mayoritas negara-negara Islam juga berharap Indonesia selalu berperan aktif dalam diplomasi Palestina," kata dia.

Oleh karena itu, Arsul mengharapkan Prabowo jangan menyuarakan pandangan yang melukai rakyat Palestina dan juga meninggalkan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia terkait soal Yerussalem sebagai satu isu sentral dalam membantu perjuangan rakyat Palestina. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bela Palestina, Indonesia Tepat Kecam Rencana Australia


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler