Politikus Demokrat Singgung ‘Buku Putih’ PDIP

Rabu, 22 Oktober 2014 – 01:54 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Politikus Partai Demokrat (PD) Didi Irawadi Syamsudin mengaku masih penasaran tetang sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selama ini selalu menolak kenaikan harga BBM. Bahkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu pernah mengeluarkan buku sakral, yang disebut sebagai  ‘Buku Putih’.

Nah sekarang, setelah pemerintahan dipegang kader PDIP, kenaikan harga BBM seperti kaharusan. Tidak ada lagi ‘buku putih’. Itulah yang membuat Didi mempertanyakan konsistensi PDIP. Partai Demokrat mengungkit lagi soal buku itu.

BACA JUGA: Ini Formasi Anggota DPR di Komisi dan AKD

"Daripada Pak Jokowi menaikkan harga BBM, lebih baik PDIP menjalankan usulannya yang dituangkan dalam buku putih yang diberikan saat Pak SBY mau menaikkan harga BBM subsidi," kata Didi Irawadi dalam diskusi di Jakarta, Selasa (21/10).

Saat Presiden SBY berencana menaikkan harga BBM subsidi, PDIP menjadi fraksi yang paling lantang menyuarakan keberatannya. Mereka memilih walk out saat paripurna pengambilan keputusan terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

BACA JUGA: Ingatkan Jokowi Tak Pilih SMI dan Chatib Basri Jadi Menteri

Politikus Ahmad Basarah menanggapi hal itu bahwa penolakan kenaikan BBM di zaman SBY bersifat kasuistik. Menurutnya saat ini yang terpenting yakni menghindari mafia-mafia di sektor minyak merajalela.

"Penolakan harga BBM itu kasuistik. Sekarang kan kita bisa menghindari untuk orang-orang neolib masuk yang ujung-ujungnya juga akan menggerogoti ekonomi lainnya. Meskipun kami tidak menaikkan BBM, tapi kalau orang-orang neolib itu berkuasa, maka ekonomi juga pasti mengulang tinggi," ucap Basarah.

BACA JUGA: Sayangkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri Hanya Karena Gengsi

Perdebatan soal rencana Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi tak berhenti di situ. Menurut politisi PAN Yandri Susanto, persoalan mafia-mafia dan paham neolib tak akan digubris rakyat Indonesia.

"Kalau BBM sudah naik, rakyat tidak akan mau memusingkan hal yang tinggi. Yang dipedulikan mereka adalah kehidupan sehari-hari mereka seperti yang dulu PDIP katakan saat menolak di era Pak SBY dan fraksi PAN akan menolak itu," ujarnya.

Mendengar ucapan Yandri dan Didi, Basarah hanya tersenyum. Menurut Yandri dan Didi, PDIP melalui Jokowi sudah seharusnya membuktikan teori politik yang disampaikan PDIP saat menolak rencana kenaikan harga BBM subsidi di era SBY.(dms/indopos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Pasti Dukung Jokowi Asal Usung Program Prorakyat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler