Politikus Gerindra Minta Pemerintah Tetapkan Kalender Hijriah Permanen

Senin, 04 Juli 2016 – 17:25 WIB
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mujahid. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mujahid meminta pemerintah menetapkan kalender hijriah yang bersifat permanen. Dengan begitu, semua umat muslim di Indonesia bisa merayakan hari raya secara serentak.

"Ke depan kalender hijriyah yang di dalamnya terdapat hari-hari besar Islam seperti hari wukuf haji, hari awal Ramadan, hari 1 Syawal dan lain-lain, diharapkan ditetapkan permanen seperti kalender masehi jauh sebelum tibanya hari hari penting tersebut," kata Sodik kepada wartawan melalui siaran persnya, Senin (4/7).

BACA JUGA: Demi Pelayanan Publik, Aparatur Jangan Cuti Tanggal Segini

Dia mengakui untuk menetapkan hari-hari penting tersebut perlu ke hati-hatian. Akan tetapi, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta banyaknya pakar muslim mumpuni dalam bidang astronomi, umat Islam Indonesia sudah mampu menghitung secara akurat tibanya hari-hari raya Islam beberapa tahun sebelum jatuhnya hari penting tersebut.

"Jadi sidang isbat digelar yakni beberapa tahun sebelumnya untuk menetapkan kalender hijriyah yang akan berlaku puluhan tahun," papar politisi Partai Gerindra ini.

BACA JUGA: Macet Parah di Brebes, Pertamina Diminta Siapkan Bensin Kemasan

Dengan demikian, lanjut dia, pada H-1 hari raya Islam, menteri Agama hanya mengingatkan dan mengukuhkan kembali tibanya hari tersebut tanpa harus melakukan sidang isbat lagi. 

Dengan cara ini, menurutnya ada beberapa hikmah yang dapat diambil. Pertama Umat Islam sudah mendapat kepastian jauh lebih awal tentang tibanya hari-hari raya. Kedua menghemat energi terutama enerji psikologis ketika berbeda pendapat dalam sidang itsbat tiap tahun. 

BACA JUGA: Jumlah Usulan Remisi Narapidana Meningkat

Ketiga Islam dan umat islam sesuai fitrahnya akomodatif bahkan terangsang menjadi terdepan dalam pengembangan Iptek termasuk dalam bidang astronomi. "(Keempat) mengurangi perbedaan pendapat jelang menghadapi hari hari raya penting. Walo perbedaan peN dapat adalah rahmat tp ketika berbeda pendapat urusan masif dan jelang hari-hari raya penting, hal tersebut dirasakan kurang nyaman dan kurang menguntungkan bagi ummat," pungkasnya. (rmol/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Ini Senang Jokowi Lebaran di Ranah Minang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler