jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid tidak melihat ada unsur penodaan agama maupun ujaran kebencian dalam video yang dibuat Kaesang Pangarep, di media sosial YouTube.
Hal itu disampaikan politikus Gerindra ini setelah melihat sendiri video yang dijadikan bahan oleh Muhammad Hidayat, melaporkan putra Presiden Joko Widodo ke Polresta Bekasi, 2 Juli lalu.
BACA JUGA: Insyaallah, Polres Metro Bekasi Bakal Periksa Kaesang Pangarep
"Setelah saya pelajari, saya melihat semua yang disampaikan masih dalam koridor kritik biasa, saling mengingatkan antarsesama generasi muda. Bahkan dalam budaya dan bahasa generasi muda biasanya bisa lebih keras," ujar Sodik saat dikonfirmasi di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/7).
Dia menyebutkan, generasi muda yang lain bisa melakukan hal yang sama, menyampaikan kritik dan menjawab kritik Kaesang secara argumentatif. Sehingga, yang terjadi adalah dialog yang sehat dan bermanfaat.
BACA JUGA: Ini Kata Pria yang Melaporkan Kaesang ke Polisi
"Walau saya melihat apa yang dilakukan Kaesang tidak dalam katagori ujaran kebencian apalagi penistaan agama atau kelompok, saya minta untuk hal yang menyangkut SARA bisa disampaikan lebih faktual, ada bukti dan fakta, tidak digeneralisir dan tidak bernada provokasi dan memancing konflik," ujar Sodik.
Politikus asal Jawa Barat ini juga berharap, walaupun masih muda dan merupakan anak presiden, Kaesang bisa menjadi pemuda teladan dalam membahas hal-hal SARA.
BACA JUGA: Wakil Ketum Demokrat: Jangan Lihat Itu Anak Presiden
"Soal pelaporan ke polisi tentang ucapan Kaesang, itu hak setiap warga negara dan nanti polisi yang akan menilainya. Polisi diminta tetap memproses pengaduan sesuai protap hukum," pungkas dia. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Butuh Pendapat Ahli Buat Simpulkan Makna Ndeso dari Mulut Kaesang
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam