Politikus PDIP Dihadang, Lantas Diculik

Selasa, 28 April 2015 – 06:00 WIB

jpnn.com - MEDAN - Rajasa Pranata Surbakti (45), Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang, diculik orang tak dikenal (OTK) saat dalam perjalanan menuju rumahnya, Dusun IV Pematang Jarah, Pantai Labu.

Rajasa diculik pelaku yang diketahui berjumlah enam orang saat melintas di kawasan Simpang Pemda, Senin (27/4) dinihari sekira pukul 00.30 WIB.

BACA JUGA: Remunerasi Ngadat, Puluhan Dokter Temui Walikota

Keterangan saksi mata, Rahman Limbong, awalnya ia menjemput korban di rumahnya bersama kedua rekannya Sembiring dan Apul Sitorus (supir), dengan mengendarai Kijang Lux warna biru BK 888 ZJ Minggu (26/4) petang. Ketiganya menjemput korban untuk menghadiri acara pesta di kawasan Glugur Rimbun, Tanjung Anom.

Setelah bertemu korban di rumahnya dan sedikit berbincang, ia pun berangkat sekira pukul 19.00 WIB. Korban duduk di kursi depan samping supir, sementara ia dan Sembiring di kursi tengah.

BACA JUGA: Suami Pergoki Istri Selingkuh dengan Oknum Polisi yang Pernah Jadi Penyidiknya

Singkat cerita, usai menghadiri pesta tersebut, mereka pun pulang menuju rumah korban. Namun, dalam perjalanan, mereka singgah terlebih dahulu ke SPBU dekat Simpang Pemda untuk mengambil uang di mesin ATM.

Usai mengambil uang, mereka pun melanjutkan perjalanannya. Namun, baru saja keluar dari SPBU tersebut, tiba-tiba kendaraan mereka dihadang oleh mobil hitam sejenis Kijang Innova atau Avanza. Pengendara mobil hitam yang tak dikenal dan berjumlah enam orang itu langsung keluar.

BACA JUGA: Dermaga Cilacap Disterilkan, 1200 Aparat Disiagakan

"Jadi, pas mereka menghadang mobil kami, mereka langsung keluar membawa senjata seperti pisau dan lainnya. Mereka langsung menarik ketua kami keluar dari mobil dan mengancamnya. Ketua kami langsung dibawa mereka ke dalam mobilnya dan lalu pergi," ungkap Rahman saat mendatangi Polresta Medan untuk memberikan keterangan sebagai saksi, Senin siang.

Rahman mengungkapkan, disaat pelaku menghampirinya salah seorang melempar kaca depan supir menggunakan batu. Selanjutnya, kelima pelaku lainnya dengan membawa senjata tajam bergerak ke pintu mobil.

"Dua orang menghampiri ketua kami yang duduk di samping supir. Sementara tiga orang lainnya menghampiri kami," jelas Sekretaris PDIP Kecamatan Pantai Labu ini.

Di bawah ancaman senjata tajam, lanjut Rahman, ia dan kedua rekannya tak berkutik melihat korban dibawa masuk ke dalam kendaraan pelaku. Setelah itu, pelaku pun pergi.

Melihat Rajasa diculik pelaku, sambung Rahman, ia mencoba menghubungi korban berkali-kali melalui selulernya. Tetapi, nomor ponselnya ternyata sudah tidak aktif. Rahman pun kemudian menghubungi rekannya, seorang anggota Brimob.

Rekan Rahman tersebut menyarankannya agar melaporkan segera ke kantor polisi terdekat. Namun, lantaran kebingungan dan panik, ia dan kedua rekannya memilih pulang ke rumah korban dan memberi kabar istrinya, Andriati boru Tarigan.

Rahman mengaku, dirinya sama sekali tak mengenali pelaku yang menculik korban. Ia hanya mengingat sedikit ciri-ciri fisik pelaku. "Mereka (pelaku) menggunakan celana ponggol, memakai topi, kaos coklat. Selain itu, ada yang berbadan kurus memakai jeans," ujarnya.

Ditanya soal motif penculikan terhadap korban, Rahman pun tak mengetahui sama sekali. Pasalnya, korban tak memiliki musuh dan sifatnya dikenal baik.

Sementara itu, Andriati sang istri korban, yang diwawancarai menduga, penculikan itu ada kaitannya dengan perusakan bendera PDIP yang berada di depan rumahnya.

"Suami saya tidak ada cerita apa-apa sebelum diculik. Tapi, saya rasa sebelum kejadian ini, dua bulan yang lalu pas mau reses ada bendera PDIP di depan rumah kami dirusak oleh orang tak dikenal. Bendera itu ditemukan sudah dalam keadaan disobek-sobek," ungkap Andriati.

Ia merasa aneh. Padahal, bendera yang terasang di rumahnya tak hanya PDIP, melainkan ada dua jenis bendera lainnya.

"Jadi, ada tiga bendera di depan rumah kami terpasang, Merah Putih, PDIP dan BMI (Banteng Muda Indonesia). Tapi, hanya bendera PDIP yang hilang, makanya kami bingung juga," sebut Andriati didampingi abangnya, Adi Rusli (32).

Wanita beranak satu ini menyebut, suaminya baru menjabat sebagai Ketua PDIP Kecamatan Pantai Labu baru setahun belakangan. "Dulunya suami saya itu Ketua BMI Pantai Labu dan setahun belakangan menjabat Ketua PDIP Kecamatan Pantai Labu," tutur Andriati.

Ia mengungkapkan, sebelum suaminya pergi, sempat berkata memiliki firasat buruk. "Sebelum pergi, dia bilang enggak enak perasaannya. Lalu, saya bilang kalau enggak ya enggak usah pergi. Tapi, karena enggak enak kawannya sudah nunggu dia tetap pergi juga," ucapnya dengan sedih.

Kepala Satuan Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami laporan pengaduan istri korban.

"Kita masih meminta keterangan istrinya dan saksi. Saat ini anggota juga sedang melakukan cek TKP untuk mengumpulkan sejumlah alat bukti. Jadi, dimohon bersabar karena masih dalam penyelidikan polisi," katanya singkat. (ris)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Panen Sawit Bupati Rokan Hulu Jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler