Politikus PDIP Tanggapi Cuitan Cak Imin soal Kota Surabaya

Senin, 17 Februari 2020 – 07:45 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri. Foto: Zuhdiar Laeis/Antara

jpnn.com, SURABAYA - Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri menanggapi cuitan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar di Twitter yang menyebut tidak ada kemajuan signifikan di Kota Surabaya.

Rokhmin mengatakan, manusia itu harus jujur dan objektif, dan mengevaluasi harus ada landasannya.

BACA JUGA: Terima Kasih Bu Risma, Semoga Ibu Sehat Selalu, Amin

"Kita jadi manusia harus jujur dan objektif. Mengevaluasi harus ada landasan evaluasinya," kata Rokhmin usai diskusi "Evaluasi Publik dan Isu-Isu Nasional dalam 100 Hari Jokowi-Amin", di Jakarta, Minggu (16/2).

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebelumnya menyebut Surabaya sebagai kota sejarah dan legenda. Namun menurutnya tidak ada kemajuan signifikan di Kota Pahlawan itu.

BACA JUGA: Bu Risma Sudah 2 Kali Terima Surat dari Perempuan asal Bogor

Pernyataan itu disampaikannya lewat akun Twitter pribadinya @cakimiNOW sebagai "caption" sebuah foto panorama perkotaan yang diambil dari atas ketinggian, Sabtu (15/2) yang langsung mendapat beragam komentar.

Rokhmin mengatakan, fakta menunjukkan bahwa Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini kini menjelma sebagai kota yang tertata secara baik, kebersihannya terjaga, dan banyak penghijauan.

BACA JUGA: Profesor di Universitas Airlangga Temukan Vaksin Virus Corona

"Ibu Risma bukan hanya dalam negeri, tapi asosiasi wali kota seluruh dunia sering menempatkan beliau juara 3-2-1. Tidak mungkin manipulatif," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Rokhmin meminta masyarakat untuk jujur membandingkan penampakan Kota Surabaya sebelum dan sesudah dipimpin Risma.

"Kalau kita jujur datang ke Surabaya sebelum Bu Risma, kan kotor, banyak dinding-dinding kotor sekali, polusi udara begitu tinggi, debu, segala macam," katanya.

Namun, kata dia, dengan pengelolaan Risma yang memiliki latar belakang pendidikan arsitektur dan planologi berhasil membenahi Kota Surabaya secara fisik menjadi lebih baik.

Kemajuan Kota Surabaya, kata dia, bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga menyentuh pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat, seperti berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial.

"Kalau lihat tingkat kemiskinan di Surabaya, di bawah 5 persen, kemudian gini ratio atau pemerataan pendapatan di bawah 0,3. Jadi, indikator empiris menunjukkan Surabaya bagus," kata Rokhmin. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler