jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Subagio menyatakan, mundurnya Gita Wirjawan sebagai menteri perdagangan tidak serta-merta menghilangkan kasus impor beras Vietnam.
Karena itu, Firman Subagyo berharap aparat penegak hukum terus menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
BACA JUGA: Majelis Syuro PKS Ngumpul Bahas Capres
"Tidak bisa serta-merta jika Gita mundur lalu urusan selesai. Ini masalah hukum di mana ada dugaan pelanggaran hukum impor beras dari Vietnam oleh Kementerian Perdagangan. Aparat hukum harus tetap menyelidiki bahkan sampai ke penyidikan," kata Firman Subagyo, saat dihubungi, Jumat (31/1).
Dia mendesak aparat hukum jmenyelidiki pengakuan Gita soal surat pemberitahuan impor (SPI) yang katanya rekomendasi dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian. Sementara Menteri Pertanian menegaskan kementriannya tidak pernah mengeluarkan itu.
BACA JUGA: Berpeluang Jadi Capres PKS, Aher Ogah Lepas Jabatan Gubernur
"Ada kegiatan tidak prosedural yang diberikan kepada 58 perusahaan untuk impor tersebut. Artinya ada tikus atau tangan setan di kemendag yang memainkan hal itu. Gita harus bisa menjelaskannya, karena ada penyalahgunaan wewenang kementerian yang jadi tanggung jawabnya," tegas Firman.
Politisi Partai Golkar itu tidak percaya dengan alasan mundurnya Gita karena ingin fokus mengikuti konvensi capres Partai Demokrat. Dia menilai Gita tidak jujur dalam mengungkap alasan mundur.
BACA JUGA: Dahlan: Saya Belum Mundur karena Belum Capres
"Saya tidak ada urusan dengan konvensi Gita, tapi kemunduran Gita saya lihat bukan seperti yang diungkapkan karena ingin fokus konvensi saja, tapi lebih dari itu karena dia sadar tanpa masalah import ini saja, kinerjanya sebagai mendag berantakan dan popularitas dia tidak naik-naik, apalagi jika ditambah kasus impor ini. Saya rasa dia hanya takut jadi bulan-bulanan saja," ungkap Firman.
Selama kepemimpinan Gita menurut Firman, kemendag seperti tidak pro rakyat terutama terhadap para petani. Kementeriannya malah terkesan ingin merebut dollar sebanyak-banyaknya di atas penderitaan petani. Apalagi saat ini para petani sedang ditimpa musibah banjir.
Firman bahkan mengatakan jika benar impor itu dilakukan oleh kemendag, maka langkah ini adalah langkah yang sadis. "Kalau kita lihat situasi politik, ini politik tidak gratisan. Kalau sudah masuk ke kancah politik, perlu uang yang besar, jangan didiamkan saja," tegasnya.
Apalagi saat ini terjadi musibah banjir dan merugikan petani besar-besaran. Firman khawatir mereka akan menjadikan musibah banjir untuk meraih keuntungan yang lebih besar melalui impor pangan. Impor yang sebenarnya ilegal pun seperti menjadi legal karena permainan kemendag.
"Mereka akan beralasan dengan musibah ini suply dalam negeri kurang dan terpaksa harus impor. Karena suply kurang maka mereka pun akan mencari keuntungan berlipat dengan menaikan harga secara tidak wajar. Yang mengambil keuntungan, kan mereka bukan petani. Sudah impornya ilegal, untungnya berlipat-lipat karena kondisi cuaca ekstrim dan mendapatkan legalitas dari kemendag," paparnya lagi.
Terakhir Firman meminta aparat penegak hukum menyidik kemungkinan terbit-nya SPI-SPI ilegal lainnya. "Barang pangan itu kan bukan cuma beras, ada tepung, jagung, gula, bawang merah, cabai dan lainnya. Makanya harus diusut SPI lainnya," harap Firman Subagyo. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gita Menteri Gagal, Hanya Sibuk Tebar Iklan
Redaktur : Tim Redaksi