Politisi Muda Lintas Partai Tolak Sistem Proporsional Tertutup

Jumat, 13 Januari 2023 – 23:44 WIB
Politisi muda lintas partai sepakat menolak Pemilu 2024 menggunakan sistem proporsional tertutup dalam diskusi bertajuk "Sistem Proporsional Tertutup: Anak Muda Terhambat Untuk Berkarya" yang dilaksanakan oleh Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Studio Cikajang, Jakarta, Jumat (13/1).Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politisi muda lintas partai menolak sistem pemilihan proporsional tertutup.

Penolakan itu disampaikan dalam diskusi bertajuk "Sistem Proporsional Tertutup: Anak Muda Terhambat Untuk Berkarya" yang dilaksanakan oleh Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Studio Cikajang, Jakarta, Jumat (13/1).

BACA JUGA: 8 Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Pengamat Bilang Begini

Wakil Ketua Umum PP AMPG, Adanti Pradipta mengatakan kelompok muda Partai Golkar memiliki perspektif yang bisa dipastikan mengarah kepada penolakan sistem proporsional tertutup.

"Kalau tertutup apa jaminannya perempuan akan dipilih menjadi wakil mereka? Makanya saya lebih memilih terbuka agara bisa mensosilisasikan diri kepada rakyat," kata Adanti.

BACA JUGA: Pengamat Apresiasi Airlangga Karena Menginisiasi Penolakan Sistem Proporsional Tertutup

Ketua DPP Barisan Muda (BM) PAN, Riyan Hidayat yang turut hadir dalam diskusi tersebut juga menolak sistem proporsional tertutup.

"Perdebatan hari ini bukan soal siapa yang diuntungkan, laki-laki atau perempuan. Namun, bagiamana meletakan bahwa kedaulatan itu milik rakyat," jelasnya.

BACA JUGA: Saleh Bicara Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Hakim MK Perlu Pertimbangkan Ini

Politisi dari Angkatan Muda Kabah (AMK) Khairany Soraya menjelaskan sistem proporsional tertutup hanya akan memindahkan permainan politik uang tidak lagi menyasar pemilih.

"Kalau menurut saya, seandainya sistem proporsional tertutup, itu jadinya akan ada politik uang internal. Misal, saya nyaleg, siapa yang kenal saya. Jadi, akan ada, (kasak-kusuk) di internal, 'Pak saya nomor urut berapa nih?'," tambah Soraya.

Sementara itu, Ketua Umum PP AMPG Ilham Permana dalam sambutannya mengatakan sistem proporsional tertutup merupakan sebuah kemunduran demokrasi di Indonesia.

Menurut dia, dengan sistem proporsional tertutup, partai politik akan menempatkan kader kader seniornya untuk dapat menempati nomor urut paling atas.

Hal itu otomatis menutup ruang bagi anak-anak muda Indonesia yang ingin berkarya bagi negara karena hampir dapat dipastikan mereka tidak akan mendapatkan posisi nomor urut yang menguntungkan.

"AMPG menolak dengan tegas sistem proporsional tertutup yang bukan hanya membatasi ruang gerak karya anak muda tapi juga menghilangkan asas kedaulatan rakyat yang selama pemilu mereka langsung bisa mengenal, menilai dan pada akhirnya memilih para wakil rakyatnya," pungkas Ilham.(mcr8/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler