Polri Diminta Tidak Main-main Tangani Teroris

Selasa, 11 Agustus 2009 – 20:51 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Ali Muchtar Ngabalin mengingatkan pihak kepolisian agar tidak bermain-main dalam penanganan kasus teroris karena telah mengancam keamanan negara yang tercermin dari maraknya aksi teror di Indonesia seiring dengan gagalnya pihak kepolisian menangkap gembong teroris.

“Faktanya, masyarakat masih dihantui teror bom, sementara gembong teroris yang diyakini pihak kepolisian bernama Noordin M Top belum tertangkapPenggerebekan di Temanggung itu hanya sebuah unjuk kekuatan tapi gagal dalam melaksanakan tugas utama menangkap Noordin M Top,” kata Ali Muchtar Ngabalin, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (11/8).

Mirip dengan cara-cara penanganan teroris yang dilakukan pihak kepolisian yang lebih mengutamakan entertainment news, kejadian serupa juga terus berlangsung ketika kepolisian memberantas perjudian, narkoba dan calo-calo kasus di jajarannya

BACA JUGA: KPK Segera Buru Bos Masaro

"Polisi justru menjadikan penggerebekan judi, narkoba dan pengawasan lalu lintas sebagai entertainment news," ujar Ali.

Peristiwa Temanggung sepertinya menunjukkan kepada pemerintah, DPR dan rakyat, begini loh kalau kita menangkap teroris, melibatkan banyak orang, membutuhkan banyak peralatan canggih, membutuhkan polisi terlatih, yang ujung-ujungnya meminta tambahan anggaran untuk menjalankan tugasnya
"Ini tidak benar

BACA JUGA: Densus 88 Terganggu Pemberitaan

Jangan sampai rakyat membayar ongkos terlalu mahal untuk aparat kepolisian dalam memberantas teroris,” tegasnya.

Dia juga mempertanyakan bantuan pemerintah AS kepada pihak kepolisian untuk memberantas terorisme
"Sampai saat ini DPR sendiri belum tahu seperti apa dan berapa jumlah bantuan pemerintah AS itu

BACA JUGA: KPK Laporkan Antasari ke Polda

Jangan sampai proyek teroris ini membuat bangsa ini jadi bahan jualan polisi kepada negara-negara adikuasa yang bermusuhan dengan Islam dan menjadikan Indonesia sebagai ATM teroris."

Dihubungi terpisah, pengamat Intelijen, RR Mangindaan mengatakan jika kepolisian bermain dengan kasus terorisme maka jajaran kepolisian telah sangat 'berani'“Kalau mau dilihat counter terorism itu costnya tinggiOrang hanya melihat kira-kira berapa biaya yang dikeluarkan untuk sebuah operasi seperti di Temanggung itu, tapi ada biaya tersembunyi yang dalam kasus ini terlalu besarBiaya tersembunyi itu dikeluarkan sebagai political cost yang bisa dilihat dari show yang dipertontonkan televisiJadi, mungkin saja polisi ikut bermain dalam politik,” tegasnya.

Dirinya pun melihat pengakuan salah seorang saksi yang tidak melihat adanya tembakan balasan dari dalam rumah yang dikepung serta tertembaknya dua orang yang berusaha kabur dari rumah itu yang sampai saat ini belum jelas kemana orang itu“Kalau benar polisi sudah menembak orang itu, mestinya orang itu bisa diinterogasi mengenai kondisi di dalam rumah sehingga tidak perlu menunggu 17 jam dan menyerang dengan membabi-buta,” katanya.

RR Mangindaan juga menyesalkan operasi Temanggung yang melibatkan 600 aparat kepolisian dalam ring satu"Itu berlebihan, jika informasi akurat maka tidak perlu menggunakan sebanyak itu personilOrang di dalam rumah itu dibuat seperti hewan yang sudah terpojokBanyak cara yang bisa digunakan untuk menangkap orang itu, misalnya dikepung saja beberapa hari maka orang itu akan keluar mencari makan dan minumAtau kirim anjingPenggunaan mesin kecil untuk melihat kondisi dalam rumah terbukti tidak efektif,” tegasnya(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPRD Terancam Pidana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler