jpnn.com, JAKARTA - Mabes Polri belum berencana menjemput paksa Pendeta Saifudin Ibrahim yang berstatus tersangka kasus dugaan penistaan agama dan ujaran kebencian.
Pendeta Saifudin sendiri saat ini diduga berada di Amerika Serikat.
BACA JUGA: Kabar Terkini dari Irjen Dedi soal Kasus Penistaan Agama Pendeta Saifudin
Polri pun sudah berkoordinasi dengan FBI guna melacak keberadaan Saifuddn Ibrahim.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku masih menunggu informasi Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Mabes Polri terkait pengejaran Pendeta Saifudin.
BACA JUGA: Kapolri Khawatir, Irjen Albertus Kawal Operasi AKP Johan Silaen
"Menunggu informasi hasilnya dari Hubinter," kata Dedi saat dikonfirmasi JPNN.com, Kamis (12/5).
Pendeta Saifudin Ibrahim dilaporkan atas pernyataanya melalui YouTube pada Maret 2022 yang meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Qur'an.
BACA JUGA: Kasus Briptu Hasbudi, Konon Ada Narkoba di Sebuah Kontainer, Ternyata
Saifudin sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, belum dilakukan penangkapan.
Dalam kasus itu, Saifudin diduga melanggar Pasal 45A Ayat 1 Jo Pasal 28 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
Saifudin diduga melakukan tindak pidana ujaran kebencian berdasarkan SARA, pencemaran nama baik, penistaan agama, dan pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan masyarakat.
Lalu, Saifudin diduga menyiarkan suatu berita yang tidak pasti atau kabar yang berlebihan atau yang tidak lengkap melalui media sosial YouTube. (cr3/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama