Polri Pastikan Semua Korban Meninggal Merupakan Perusuh Aksi 21 – 22 Mei

Sabtu, 25 Mei 2019 – 00:06 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal. Foto: Elfany/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polri memastikan para korban meninggal dunia dalam aksi 21 dan 22 Mei seluruhnya teridentifikasi sebagai perusuh yang memprovokasi aparat keamanan.

Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Humas Polri Mohammad Iqbal, Kamis (23/5). Berdasar data yang sudah masuk, pria yang biasa dipanggil Iqbal itu menyebutkan sedikitnya ada tujuh korban meninggal dunia.

BACA JUGA: Rusuh di Jakarta Telan Korban, Polri Pastikan Tak Pakai Peluru Tajam

”Bahwa yang meninggal dunia adalah massa perusuh. Bukan massa yang sedang berjualan, massa yang beribadah,” kata dia. Untuk memastikan penyebab mereka meninggal dunia, Polri membentuk tim investigasi.

Menurut Iqbal, tim tersebut dibentuk oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Adalah Irwasum Polri Komjen Moechgiyarto yang ditugasi memimpin tim investigasi tersebut.

BACA JUGA: Sudah 441 Perusuh Aksi 21 dan 22 Mei Ditangkap, Siapa Dalangnya?

”Untuk mengetahui apa penyebabnya (massa perusuh meninggal dunia) dan semua aspek. Sehingga ada korban dari massa perusuh,” bebernya. Sempat beredar informasi korban meninggal dunia mengalami luka tembak. Namun, Polri masih mendalami.

BACA JUGA: Jokowi Undang Pedagang Kopi yang jadi Korban Penjarahan saat Kerusuhan 22 Mei

BACA JUGA: Gubernur Anies Dinilai Sangat Berperan Meredam Kericuhan 22 Mei

Sebab, mantan kepala Polres Metro Jakarta Utara itu menyampaikan kembali, aparat keamanan dari TNI maupun Polri tidak dibekali senjata api. Mereka juga tidak dibekali senjata dengan peluru tajam. ”Kami menangani unjuk rasa yang dikedepankan persuasif, humanis,” terang dia.

Tindakan yang dilakukan untuk memukul mundur massa diambil tidak lain karena petugas diprovokasi oleh massa perusuh.

Lebih lanjut, Iqbal menyebutkan bahwa peluru tajam yang ditemukan saat bentrok pecah di bilangan Slipi, Jakarta Barat bersumber dari mobil seorang komandan batalyon Brimob yang dijarah oleh massa.

”Di dalamnya memang ada peluru tajam. Itu tidak dibagikan kepada personel keamanan,” jelasnya.

Peluru tajam tersebut, lanjut dia, hanya dimiliki oleh tim antianarkis yang sama sekali tidak diturunkan. ”Mereka tidak keluar sama sekali,” ujar dia.

Iqbal menyebutkan bahwa tim antianarkis tersebut dipimpin oleh seorang perwira menengah Polri berpangkat kompol. Mereka tidak asal bergerak lantaran punya standar operasional yang sangat ketat.

Selain massa perusuh, dia menyebutkan bahwa aparat keamanan juga ada yang terluka saat bentrok terjadi. Sampai kemarin jumlahnya sembilan orang. Mereka terluka akibat massa perusuh melempari barikade petugas.

Menambahkan keterangan Iqbal, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa sampai Kamis massa perusuh yang ditangkap sudah mencapai 442 orang. Terdiri atas massa perusuh yang ditangkap pada 21 – 22 Mei dini hari sebanyak 257 orang.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Diiming-imingi Jabatan Menteri? Prabowo Apa?

Juga massa perusuh yang ditangkap 22 – 23 Mei dini hari sebanyak 185 orang. ”Dari 185 masih didalami perannya masing-masing,” ungkap dia. (syn/)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Titiek Puspa Takut Kerusuhan 22 Mei Ditiru Anak - Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler