Polri Terus Menyelidiki Kematian Dokter Spesialis Paru-Paru di Nabire, 28 Saksi Sudah Diperiksa

Kamis, 16 Maret 2023 – 17:45 WIB
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. Foto: Dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Polri masih melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan kematian tidak wajar seorang dokter spesialis paru-paru Mawartih Susanty di Nabire, Papua.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Polda Papua sudah melakukan enam kali olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kasus ini.

BACA JUGA: Kepala Desa Dibunuh dengan Jarum Suntik, Dokter Temukan Sesuatu pada Jasad Korban, Ngeri

Selain itu, kata dia, Polda Papua juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

“Ada 28 saksi-saksi yang telah diambil keterangannya,” kata Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/3).

BACA JUGA: Pemprov Papua Barat akan Mengusulkan 5 DOB ke DPR

Dia menambahkan Polri telah mengantongi sejumlah bukti-bukti yang diharapkan dapat membuat terang penyebab kematian dr Mawartih.

"Penyidik telah mengumpulkan bukti-bukti, salah satunya adalah kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi penemuan jenazah," kata jenderal bintang satu ini.

BACA JUGA: Brigjen Ahmad Ramadhan: Penerimaan Anggota Polri Benar-Benar Gratis

Jasad Mawartih telah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan. Namun, hasil autopsi  masih belum keluar.

Mawartih Susanty ditemukan tewas dalam kondisi tidak wajar.

Mulutnya berbusa, badan penuh lebam, bahkan tulang rusuk patah.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melayat ke rumah duka di Jalan Manuruki II, Kota Makassar, Sulsel, Senin (13/3).

Menkes Budi berjanji mengusut kematian dr Mawartih.

Dia bahkan meminta bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono untuk mengungkap kasus tersebut dan menjaga tenaga kesehatan di Papua.

"Kembali dari sini, saya harus ketemu juga dengan Pak Kapolri dan Panglima TNI agar kesehatan masyarakat harus kita jalankan dengan adil dan merata. Selain itu, disertai jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, dokter-dokternya," kata Budi di Makassar, Senin (13/3). (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler