Polri : Tujuh Bom Siap Meledak

Rabu, 28 September 2011 – 05:50 WIB

JAKARTA - Semua personel Detasemen Khusus 88 Mabes Polri sedang berada dalam level siaga merah atau puncak kewaspadaanSebab, dari hasil investigasi, masih ada tujuh bom rakitan serupa dengan bom Solo yang siap meledak

BACA JUGA: Guru Hayat Ajudan Dr Azhari

Posisi bom-bom pembunuh itu belum bisa dideteksi secara pasti

   
"Dari pengakuan tersangka yang terkait dengan bom Cirebon masih ada tujuh rakitan bom yang belum ditemukan," ujar Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam saat jumpa pers di kantornya, Selasa (27/09)

BACA JUGA: Sultan Sepakat Tetap Gubernur Setahun Lagi

Bom itu dirakit oleh kelompok Syarif dan juga Ahmad Yosepa Hayat yang meledakkan diri di GBIS Kepunton Minggu (25/09) lalu

   
Bom rakitan itu berciri ringan (tak lebih dari 3 kg) , mudah dipindahkan, dan bisa dioperasikan secara sederhana

BACA JUGA: Mendagri Siapkan 3 Opsi Bagi Sultan

"Ini masih kita cari, biarkan tim bekerja," kata AntonTujuh bom itu diduga disembunyikan atau digunakan sebagai sarana melawan pengejaran aparat
   
Ahmad Yosepa Hayat yang meledakkan diri di Solo diduga merakit sendiri bomnyaJadi, bukan termasuk tujuh yang masih belum ditemukan"Dalam tasnya masih kita temukan sisa paku, sisa gotri, sisa kabel dan baterai Alkaline 9 volt yang digunakan sebagai pemicu arus," kata mantan Kapolda Jatim itu
   
Apakah tujuh bom yang hilang itu bisa dibawa ke Ambon - Anton mengakui kemungkinan itu bisa saja terjadi"Karena itu kita cermati kondisi terkini di Ambon, apakah rakitan bom yang ditemukan identik dengan jaringan ini atau tidak," katanya
   
Sumber Jawa Pos di lapangan menyebutkan, bom-bom yang dirakit kelompok Syarif sebenarnya mudah diurai"Partikelnya sederhana, dan bisa dijinakkan dengan mudah," katanya
   
Setelah Syarif meledakkan diri, Densus 88 langsung menyapu tempat-tempat persembunyiannyaHasilnya, mereka mendapatkan tujuh bom serupa siap ledak"Dari pengakuan Musola, salah seorang tersangka bom Cirebon mereka sudah merakit 15 buah," katanya
   
Densus menduga sebagian dari tujuh bom ini dibawa oleh Nanang alias Ndut yang juga masuk DPO"Dia ini istilahnya perwira logistiknya jaringan," katanyaMerakit bom ala Hayat juga sebenarnya simpel- Kalau sudah belajar, satu jam juga siap dipakai," tambahnya
   
Mungkinkah tujuh bom itu digunakan lagi? Perwira muda ini menilai sangat mungkinApalagi, saat ini kelompok ini benar-benar terdesak"Kita berkejaran dengan waktuCepat-cepatan lah istilahnya," katanya
   
Saat ini, sebagian tim pemburu Korps Burung Hantu Densus 88 bergerak ke perbatasan Ngawi-Madiun"Itu sekarang ya (kemarin, red) jadi setelah kamu tulis, kita pasti sudah geser," katanya
   
Sebagian yang lain bergerak ke Semarang"Selain empat DPO lama, ada tiga DPO baru inisialnya  W , H dan B, inisial dulu saja karena nanti teman-temannya baca koran dan monitor," kata alumni Special Course for Antiterrorism Investigation di Manila ini. 
   
Saat jumpa pers kemarin Kadivhumas Irjen Anton Bachrul Alam juga menyebut adanya kemungkinan pelaku dibantu oleh pihak lain di luar DPO"Tentu seperti ini berkelompok, tidak mungkin sendirian," kata jenderal dua bintang ini
   
Secara terang-terangan Anton juga menyebut Hayat yang bernama asli Vino Damayanto itu pernah menjadi anggota Jamaah Ansharut Tauhid Cirebon"Dia juga DPO dalam kasus perusakan swalayan Alfamart," katanya
   
Sesaat setelah Anton mengucapkan itu, anak Abu Bakar Baasyir Abdul Rachim Baasyir langsung mengirimkan sms pada Jawa Pos yang menyebut Anton telah melakukan fitnah"Selalu begini, kelemahan Polri ditutupi dengan melempar kesalahan pada JATPadahal secara keanggotaan dia tidak tercatatKami akan pertimbangkan menuntut Polri ," ujarnya
   
Identitas Hayat memang langsung diketahui dua jam setelah peristiwa peledakan setelah dikonfirmasi pada teman-temannya sesama jaringan CirebonSumber Jawa Pos pada 25 September 2011 pukul 18.00 juga memastikan pelaku adalah Hayat (JP 26/09/2011 halaman 1)
     
Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen Musadeq Ishaq kemarin menuturkan, pemeriksaan DNA mengkonfirmasi 100 persen bahwa pelaku adalah Hayat
     
"Bahwa tidak terbantahkan jenazah pelaku di gereja GBIS Kepunton, Solo, Jateng adalah Vino Damayanto, alias Ahmad Urip -- karena dia sakit-sakitan jadi dibuat Urip, alias Ahmad Yosefa alias Hayat," katanyaHayat dilahirkan di Losari, Cirebon pada 18 Oktober 1980
     
Musadeq menjelaskan, identitas Hayat terungkap dari proses identifikasi jenazah"Kami temukan seorang laki-laki, berumur 25-35 tahun, berkulit sawo matangKemudian kita cari data-data fisik medis sesuai data yang dikumpulkan penyidik, ada bekas operasi hernia, ada penebalan, penebalan kulit di pergelangan kaki bagian luar," katanya
     
Selain itu, juga dilakukan pencocokan foto, saat pelaku masih hidup dan setelah meninggal dunia"Kecocokan signifikan, kami nyatakan match atau cocok," kata dia

Musadeq menambahkan, identifikasi juga diperkuat data primer berupa sidik jari yang cocok dengan data sidik jari Ahmad Yosepa yang tersimpan di Kepolisian"Saat yang bersangkutan membuat SIM pada tahun 2005," katanya
     
Yang terakhir, untuk lebih meyakinkan, polisi melakukan pemeriksaan DNA"Dengan DNA pembanding dari keluarga yang bersangkutanIbu dan seorang anaknya yang berusia 4 tahun," katanya
     
Jenazah Vino alias Hayat langsung dimakamkan kemarin sore di TPU Pondok Rangon Jakarta Timur bersebelahan dengan makam M Syarif bomber CirebonTidak ada kerabat yang mengantarKeluarga Vino berada di dalam mobil dan menolak berkomentar
     
Nurlan, pengacara keluarga meminta maaf pada masyarakat atas tindakan Vino"Dia sebenarnya juga korban pergaulan yang salahKeluarga sangat terpukul dan meminta maaf," katanya

Persoalan keamanan paska peristiwa bom Solo sepertinya masih menjadi perhatian pihak IstanaTadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mendadak memanggil Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Panglima TNI Agus Suhartono

Selain itu, juga tampak Menhan Purnomo Yusgiantoro, Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin, dan KSAD Jenderal Pramono Edhie WibowoBelum diketahui agenda pembicaraan dalam pertemuan yang dilakukan usai presiden bertemu dengan Gubernur Jogjakarta Sri Sultan Hamengkubuwono dan Mendagri Gamawan Fauzi itu

Diprediksi, pertemuan tersebut membahas konstelasi keamanan paska bom, terutama berkaitan dengan situasi Ambon"Belum tahu saya," elak Kapolri(rdl/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Kasus Suap Sebut Tamsil Linrung Bagai Pahlawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler