jpnn.com, INGGRIS - Bu Rachel Beale punya profesi mentereng. Perempuan 53 tahun itu adalah polwan di Kepolisian Wiltshire, Inggris.
Namun, ulah Rachel yang melewati batas membuatnya berurusan dengan hukum. Dia ketahuan berbuat tak senonoh dengan Marc Few yang sedang berada dalam pengawasan kepolisian.
BACA JUGA: Perusahaan Internasional Lirik Pasar Kartu Pembayaran di Indonesia
Rachel bertugas mengawasi Marc yang pada Februari 2020 bebas dari penjara setelah dihukum akibat kasus pemerkosaan.
Alih-alih mengawasi pemerkosa, polwan yang bertugas menangani kasus seksual dan kekerasan itu justru menggauli orang yang dalam pengawasannya.
BACA JUGA: PLN Bersiap Sukseskan Ajang Internasional Motocross Grand Prix
Ulah Rachel itu dibuka pada persidangan di Pengadilan Bristol menjelang akhir Maret lalu. Persidangan tersebut mengungkap bahwa kekasih Rachel, Jason Elliott, memergoki pacarnya sedang begituan dengan Marc.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) James Haskell mengungkapkan Elliot terbangun pada 8 Mei 2020 pagi dan mendapati Rachel sudah tidak ada di tempat tidur.
BACA JUGA: Pelaku Pengeroyokan Ade Armando, Denny Darko: Mereka Ini Bukan...
Elliot pun bergegas menuju tempat tinggal Marc Few dan melihatnya tanpa busana di tempat tidur.
"Rachel Beale hanya mengenakan gaun tidur sedang di atas tubuh Marc Few yang bugil," ujar Haskell.
Mitra Rachel, Anthony Mead, juga mencurigai kelakuan polwan yang bertanggung jawab dalam pengawasan terhadap 50 penjahat seksual itu.
Masih pada Mei 2020, Mead menghubungi Kepolisian Wiltshire guna melaporkan soal Rachel menjalin hubungan tak semestinya dengan Marc.
Mead juga bertanya tentang hal yang semestinya dia lakukan jika melihat petugas yang mengawasi mantan napi kasus pemerkosaan justru menggauli kriminal yang seharusnya diawasi.
Mead menyatakan Rachel masuk ke kamar Marc Few untuk jangka waktu yang lama. Unit Kontrakorupsi Kepolisian Wiltshire pun langsung melakukan penyelidikan.
Ternyata Rachel menjalin hubungan terlarang dengan Marc Few selama periode Maret hingga Juni 2020. Namun, polwan bertubuh sintal itu membantah tuduhan tentang dirinya berhubungan badan dengan orang yang diawasinya.
Rachel hanya mengakui dirinya menjalin hubungan emosional dengan Marc. Alasannya, ada ketidakseimbangan antara kewenangannya dengan konflik kepentingan.
Pada masa pandemi Covid-19 itu, Rachel punya kewenangan lebih, termasuk dalam hal memesan kamar hotel. Namun, dia menyelewengkan kewenangan itu untuk memesan kamar hotel bukan demi kepentingan penegakan hukum.
Meski demikian, bantahan Rachel tak ada artinya. Ada banyak bukti yang menguatkan dakwaan bahwa dia tidur bersama Mar Few.
Polwan itu mengaku bersalah telah melakukan pelanggaran hukum. Dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara.
Hakim Peter Blair QC yang menyidangkan perkara itu menyatakan sangat penting mencegah kasus seperti itu berulang.
"Mereka yang menyalahgunakan kepercayaan dan tangung jawab seperti yang Anda lakukan harus memahami bahwa konsekuensinya adalah hukuman penjara," kata hakim kepada Rachel di kursi terdakwa.
Wakil Kepala Kepolisian Wiltshire Paul Mills menyatakan Rachel telah mengkhianati kepercayaan publik maupun sesama polisi dengan menyalahgunakan kewenangannya.
"Hasil penyelidikan dan putusan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada tempat di kepolisian untuk seseorang yang bekelakuan seperti itu," katanya. (Daily Star/Mail/ded/JPNN.com)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra