Ponakan Disiksa, Sang Tante Berbohong Agar Pasangan Lesbinya Tak Ditangkap

Rabu, 02 Oktober 2019 – 21:24 WIB
Barang bukti yang digunakan pelaku untuk menyiksa PTA. Foto: prokal.co

jpnn.com, SAMARINDA - Jajaran Polsek Sanga-sanga masih terus mendalami kasus penganiayaan sadis terhadap bocah berinisial PTA, 6, di Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim.

Pelaku penganiayaan itu sudah diamankan. Dia adalah Susanti alias Abay, 23, pasangan lesbi tante korban, Midah alias Serli. Abay ditangkap setelah nenek korban melapor ke polisi.

BACA JUGA: Penasaran dengan Goni dalam Sumur, Setelah Dibuka, Isinya Bikin Warga Terheran-heran

Kapolsek Sanga-sanga, Iptu Muhammad Afnan mengatakan setelah menganiaya korban, tersangka Abay mengarang cerita terkait luka-luka di tubuh korban.

Abay meminta Midah berbohong jika ditanya petugas Puskesmas terkait luka korban. Abay meminta Midah mengatakan PTA jatuh dari sepeda ketika bermain dengan pengasuh.

BACA JUGA: Analisis Pengamat Soal Megawati Soekarnoputri Tak Salami Surya Paloh

Lagi-lagi Midah menuruti permintaan Abay. Midah pun bercerita sesuai yang dikatakan Abay kepada perawat Puskesmas, bahkan pada polisi.

"Dia (Abay, Red) ancam meninggalkan dan membunuh kami berdua (MH dan PTA) jika tidak mau," tutur MH, di depan Kapolsek Sanga-sanga, Iptu Muh Afnan.

BACA JUGA: Berapa Harta Kekayaan Lora Fadil, Anggota DPR yang Bawa Tiga Istrinya ke Pelantikan?

Midah yang awalnya menuruti berbohong itu pun akhirnya menceritakan yang sesungguhnya. Itu juga setelah dia bingung dengan pertanyaan polisi, dan Abay tak lagi di sampingnya.

"Saya tidak tahu mau ngomong apa lagi, jadi saya ceritakan kalau keponakan saya itu dipukuli dia," ujar Midah.

Selama setahun hidup bersama dan berpindah-pindah tempat tinggal, Midah tak pernah melihat gelagat aneh dari Abay meski dia menyadari kekasihnya itu adalah wanita seperti dirinya.

"Saya tidak pernah melihat dia memukul keponakan saya itu karena saya tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Saya hanya mendengar suara-suara benturan. Tidak pernah juga mendengar suara keponakan saya menagis," tutur Midah.

Abay sendiri mengaku menyesal. Dia sadar apa yang diperbuatnya itu berdampak fatal bagi PTA. Dia berdalih melakukan penyiksaan itu bukan tanpa alasan.

"Dia (PTA, red) itu nakal. Saya diolok macam-macam, sampai dibilang melakukan itu (bersetubuh, Red) dengan ibu saya," ujar Abay.

Abay mengaku dulunya juga sayang dengan PTA, namun rasa sayang itu berubah seketika di saat PTA mengolok-oloknya.

BACA JUGA: Bocah 6 Tahun Dianiaya Pasangan Lesbi Tantenya Hingga Begini, Sadis!

"Meski saya tinggal sekamar dan tidur dengan tantenya, tetapi saya dan tantenya tidak pernah melakukan itu (bersetubuh, Red). Kalau ciuman dan pelukan memang sering, tetapi dia tidak pernah melihat," tandasnya.(oke/nha)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler