jpnn.com, SAMARINDA - Ustaz Eko Hadi Prasetyo (43) ditemukan tergeletak bersimbah darah bikin geger di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul As'sadah, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Rabu (23/2).
Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir karena luka berat di bagian kepala setelah setelah kejadian mengerikan dialaminya.
BACA JUGA: Pelaku Begal Selangkangan di Bekasi Masih Berkeliaran, Polisi Kesulitan, Duh
Informasi yang dihimpun JPNN.com, korban pertama kali ditemukan oleh seorang guru mengaji dengan kondisi kritis tergeletak di samping gedung ponpes.
Ustaz Eko kemudian dilarikan ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS).
BACA JUGA: Lihat Tampang 2 Pria Ini, Mereka Ditangkap di Perlintasan Kereta Api
Namun nahas, nyawa Ustaz Eko tidak dapat diselamatkan akibat mengalami pendarahan hebat.
Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang Ipda Bambang mengungkapkan korban ternyata dianiaya dua santrinya sendiri berinisial AA dan HR.
BACA JUGA: Pengakuan Mengejutkan Ibu Penganiaya Anak Kandung, Mengerikan!
Kedua remaja berusia 17 tahun tersebut menyerang korban menggunakan balok kayu yang dihantamkan berulang kali pada bagian kepala.
"Kedua pelaku ini sudah kami amankan," tegas Ipda Bambang ketika di konfirmasi JPNN.com, Rabu (23/2).
Dari keterangan yang dihimpun penyidik, kedua pelaku ini mengaku tega menganiaya korban karena sakit hati.
Handphone milik mereka disita korban saat jam pelajaran, sehari sebelum kejadian.
"Penganiayaan karena kedua pelaku ini sakit hati, korban menyita ponsel pelaku yang digunakan saat jam pelajaran," bebernya.
Pengeroyokan kemudian dilakukan kedua pelaku pada Rabu sekitar pukul 05.30 WITA.
Saat itu korban baru selesai menunaikan salat subuh.
Kedua pelaku yang mendatangi korban awalnya bertujuan hanya meminta kembali handphone yang disita.
Namun, korban saat itu tak ingin mengembalikan ponsel kedua santrinya itu, dengan alasan bahwa AA dan HR nantinya akan kembali mengulangi perbuatannya.
"Pelaku akhirnya kesal dan langsung mengeroyok korban menggunakan kayu balok," ungkap Ipda Bambang
Setelah mengeroyok korban hingga tak berdaya, kedua santri tersebut langsung melarikan diri.
"Jadi setelah kejadian itu, ada satu saksi yang melihat korban sudah terkapar dan langsung membawanya ke rumah sakit. Tepat pukul 07.30 WITA korban dikabarkan meninggal dunia," terangnya.
Pihak pondok pesantren lantas melaporkan kejadian tersebut ke Unit Reskrim Polsek Sungai Pinang.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan awal.
Polisi kemudian menahan kedua santri tersebut.
"Sekitar setengah jam kami melakukan penyelidikan, mengarah kedua pelaku ini. Keduanya langsung kami tahan," ungkapnya.
Dari tangan kedua pelaku, polisi turut mengamankan barang bukti dua buah balok kayu yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.
"Untuk barang bukti cuma dua itu (kayu balok)," imbuhnya.
Kasus penganiayaan yang berujung kematian guru pesantren itu kini telah dilimpahkan penanganannya ke Satreskrim Polresta Samarinda.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena saat dikonfirmasi awak media.
Kompol Andika menyampaikan saat ini kedua pelaku beserta barang buktinya sudah diamankan di Mapolresta Samarinda.
"Ya, sekarang lagi di proses di polres untuk mendalami keterangan dari kedua pelaku dan mencari motif penganiayaan tersebut," kata Kompol Andika. (mcr14/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Arditya Abdul Aziz