BACA JUGA: Trio Boston Celtics Hajar Trio Houston Rockets
"Saya ingin menjadi juara
BACA JUGA: M.F. Siregar, Teknokrat Olahraga Indonesia
Tahun lalu di Tiongkok, pemuda yang tinggal di Malang, Jatim, itu meraih perak setelah kalah dari pembalap Jepang.Selain Popo, Indonesia mengandalkan Agus Suherlan di nomor downhill
BACA JUGA: Oleh-Oleh Doni Tata dari Rangkaian Grand Prix 250 Cc (1)
Yakni, lintasan yang lebih berat daripada sebelumnya dengan ketinggian 5.000 meter di atas permukaan lautSuhu udara yang mencapai 14 derajat Celsius juga dipastikan menjadi penghalang bagi Popo dan AgusUntuk mengantisipasi cuaca dan ketinggian ekstrem itu, Popo bersama tim sudah menyiapkan jersey yang berbeda dibandingkan dengan balapan-balapan sebelumnya"Kami menggunakan baju dengan lengan panjang dan lebih tebal agar tidak terlalu dingin," terang Popo.
Untuk menghadapi situasi dingin di pegunungan Himalaya, Popo menjajal cuaca di pegunungan Bromo, Jawa Timur, yang mencapai ketinggian 3.000 meter di atas permukaan lautHanya, suhu udara di Bromo jauh berbedaSebab, suhu udara di sana hanya 17 derajat Celsius.
Tak hanya itu, Popo juga memaksimalkan latihan yang jauh lebih berat dibandingkan tahun laluDana minim yang membuat tim Indonesia baru dapat berangkat Selasa (4/11) membuat para pembalap dihadang kurangnya adaptasiPadahal, sehari kemudian, para pembalap harus menjajal lintasan dengan berjalan kakiKemudian, mereka langsung kualifikasi pada 6 NovemberKondisi itu membuat para pembalap Indonesia mungkin tak dapat melihat sepenuhnya lintasan dalam balapan tersebut
Selain fisik, pelatih tim downhill Zainul Siswanto membekali para pembalap dengan persiapan mental dan psikologis"Kita mengakui persiapan mepetJika melihat situasi seperti itu, para pembalap hanya memerlukan mental lebih matangSebab, mereka berjuang dengan dirinya sendiri," ungkap Zainul(vem/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alonso Dua Tahun Lagi di Renault
Redaktur : Tim Redaksi