M.F. Siregar, Teknokrat Olahraga Indonesia

Hanya Punya Satu Mimpi

Kamis, 06 November 2008 – 15:04 WIB

 KIPRAH - Mangombar Ferdinand Siregar di olahraga sudah tidak perlu diragukanKomite Olimpiade Internasional (IOC) pun memberikan apresiasi kepada pria yang akan genap berusia 80 tahun tersebut

BACA JUGA: Oleh-Oleh Doni Tata dari Rangkaian Grand Prix 250 Cc (1)



JAM dinding masih menunjukkan pukul 10.00 WIB Senin lalu (3/11)
Namun, "pasien" di depan ruang lantai tiga Gedung Wisma Karsa, Senayan, Jakarta, sudah mengular

BACA JUGA: Alonso Dua Tahun Lagi di Renault



Jangan salah menduga itu tempat praktik dokter atau dosen pembimbing skripsi
Itu ruang Mangombar Ferdinand Siregar atau lebih kondang dengan M.F

BACA JUGA: Barcelona-Sporting Lisbon Lolos 16 besar Liga Champions

Siregar.

Banyak pula orang menyapa OpungKaum muda lebih banyak menyapanya dengan OpaMaklum usianya sudah 80 tahun pada 11 November nantiBoleh dibilang, seluruh masa kepresidenan negara ini sudah dirasakannyaYang ngantre di depan salah satu ruang dalam Kantor PB PBSI tersebut tak hanya dari kalangan bulu tangkisAda saja yang mau bertemu dengannya, apalagi di hari-hari menjelang ulang tahunnya itu.

Ada yang berbeda pada perayanaan ulang tahunnya yang ke-80 nantiOpung, kita sapa saja demikian agar terasa lebih akrab, akan meluncurkan biografinya, Matahari Olahraga Indonesia.  Begitulah tertulis pada sampul buku berukuran A5 berwarna biru tersebutJudul itu bukan tanpa maksud

Selama ini Opung memang sangat dikenal sebagai teknokrat olahraga IndonesiaSaat ini dia menjabat sekretaris jenderal (Sekjen) PB PBSITak hanya di cabang olahraga tepok bulu itu Opung berkecimpungRenang, gulat, senam, dan tenis pernah mencatatkan namanya sebagai pengurus maupun pendiri induk organisasinya.

Menyadari usianya sudah tak lagi muda, Opung pun berhasrat mencatatkan perjalanan hidupnya pada sebuah buku"Salah satu ilmu pengetahuan yang tak habis kukagumi adalah percetakanSungguh merugi generasi sebelum aku, genersi yang sudah puas dengan banyaknya langkah-langkah sendiri di lorong-lorong kampungnya."

Tampaknya, kalimat Pramudya Ananta Toer itu begitu melekat sehingga Opung juga tak ingin ide-ide briliannya sirna begitu saja tersapu zaman"Makanya, saya membuat buku ini sebelum saya matiMau diteruskan atau tidak terserah," ucap Opung sembari menunjukkan buku bersampul biru itu dan tersenyum

Buku tersebut tak hanya mengisahkan roman kelahiran, percintaan, dan karirNamun, Opung menyertakan mimpi-mimpi olahraga IndonesiaAntara lain, Australia yang tidak berhasil menuai emas pada Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada, sukses membayar kegagalan itu pada 2000 dengan torehan 16 emas.  Kenapa mereka bisa, sedangkan kita tidak? "Buku ini begitu komprehensifBisa membuktikan gagasan-gagasan saya secara otentik dari masa ke masa, plus biografi saya," ungkap pria bergelar master of physical education dari Springfield College, Massachusetts, Amerika Serikat, 1965, itu.

Kendati begitu sibuk, Opung tetap tak pernah melepaskan senyumBapak lima anak itu juga tak kelihatan lelah dengan kegiatan yang semakin sibuk akhir-akhir iniSemakin mendekati hari H peluncuran buku memang sangat menyita waktunya.  Pria yang pernah menjabat staf CPM Batalion III Jawa tersebut menjadi begitu sulit diajak bertemu mukaAwal pekan ini puluhan undangan masih memenuhi meja kerjanyaDibantu Dede Hasanah sebagai sekretaris, Opung merencanakan kepada siapa saja undangan itu akan disebar

Bahkan, Opung sendiri tak segan memberikan langsung kepada terundangSeperti siang ituTertatih, badannya yang sudah mulai membungkuk dibawanya menuruni tangga Wisma Karsa dan menanti mobil yang akan membawanya ke PB DjarumBeberapa undangan berada di tangannya.  "Kalau tidak diingatkan, Opa akan terus bekerja Tidak mau berhenti," terang Dede menanggapi keaktifan Opung itu

Bahkan, Dede sudah sangat biasa bertindak layaknya bel sekolah menandakan kepulangan murid"Setiap 15.30 WIB saya akan masuk ke ruang kerja Opa dan menyuruhnya pulangBisa-bisa, Opung tidak ingat pulang kalau tidak begitu," ungkap Dede dengan gemas

Karena itu, jika Opung menjadi sangat sibuk menjelang peluncuran biografinya, Dede menjadi amat maklumAh, Opung sejatinya tak hanya disibukkan dengan peluncuran biografinya tersebutRabu (11/11) itu pula kejuaraan nasional bulu tangkis mulai dihelatHal tersebut boleh saja menjadi tanggung jawab Bidang Pembinaan Prestasi dan Bidang Pertandingan PB PBSI

Tetapi, satu agenda mahapenting di tubuh PB PBSI harus segera dilaksanakan, musyawarah nasionalAgenda pemilihan ketua umum empat tahun ke depan itu rencananya dilaksanakan pada Kamis (13/11)

Tentu, Opung yang juga menjadi ketua panpel tak boleh menomorduakan agenda tersebut"Saya sudah tidak lagi memiliki mimpi, kecuali bagaimana membangkitkan olahragaKalimat gampangnya, cita-cita saya hanyalah membangun olahraga, membangun bangsa," tegas Opung

Pengabdiannya di olahraga pun diganjar Komite Olimpiade Internasional (IOC) dengan penghargaan emas L'ordre Olympique pada 1986Dia menjadi orang Indonesia ketiga yang mendapatkan apresiasi tersebutSebelumnya, Ketua KONI Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan mantan Menteri Olahraga RMaladi mendapatkannyaKecintaannya pada olahraga memang dimulai sejak bocahBahkan, sewaktu kelas empat sekolah dasar, Opung sudah memimpin tim sepak bola.

Manajer kecil-kecilan begituTak hanya sepak bola, Sinyo Malabar si Anak Betawi -julukannya waktu kecil- lari kastiRenang juga menjadi olahraga pilihannyaSaking aktifnya, Opung pun mendapatkan predikat lain, Haantje de Vorste (ayam jago yang selalu di depan).

Siapa sangka, kecintaan itu membawanya dekat dengan pemerintah yang berkuasaBahkan, dengan bekal yang dimiliki, Opung dipercaya menjadi koordinator peresmian Pelatnas Asian Games IV/1962 di BandungWaktu kepercayaan itu didapatkan sungguh lekat dalam ingatannyaSebuah kalimat suntikan semangat dari Presiden Republik Indonesia Soekarno tak bisa dilupakannya

Mendarah daging hingga kini dan sayang belum terlakoni"Pada 2000, Tiongkok baru mengucapkan bakal membawa negaranya menjadi sepuluh besar negara terbaik di OlimpiadeSebenarnya, Indonesia sudah lebih dulu'Hei bangsa Indonesia, usahakan kita menjadi sepuluh negara terbaik,' demikian Pak Karno berucap sebelum kita menjadi tuan rumah Asian Games," kenangnya.

Sayang, cita-cita itu belum juga tercapai setelah 46 tahun kemudianUsia Opung pun sudah semakin bertambahSelamat ulang tahun OpungSemoga panjang umur(femi diah/diq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Modal Awal Menuju Copa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler