Popok Sekali Pakai Sumbang 50 Persen Sampah Plastik di Saluran Air

Selasa, 31 Mei 2022 – 15:07 WIB
Common Seas berupaya mengurangi aliran sampah plastik yang berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia, salah satunya dengan mendukung rencana asksi nasioanal. Ilustrasi: Common Seas

jpnn.com, JAKARTA - Common Seas berupaya mengurangi aliran sampah plastik yang berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia, salah satunya dengan mendukung rencana aksi nasioanal.

"Kami bertujuan mengurangi penggunaan popok sekali pakai secara dramatis yang saat ini menyumbang 50 persen dari sampah plastik yang ditemukan di saluran air setempat," kata COO Common Seas Indonesia Celia Siura di Jakarta, Selasa (31/5).

BACA JUGA: Usaha Petrokimia Gresik Ajak Warga Kelola Sampah Plastik

Dia mencontohkan salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia adalah sampah plastik meluap di beberapa sungai di Jawa Timur, yang berdampak pada kesehatan dan mata pencaharian jutaan orang.

"Indonesia merupakan negara dengan dua sungai paling tercemar di dunia. Masalah tersebut kian memburuk, karena lebih dari 80 persen kota di Indonesia akan kehabisan ruang untuk digunakan sebagai tempat pembuangan akhir dalam tiga tahun ke depan," ujar Celia.

BACA JUGA: Chandra Asri Kembangkan Pengelolaan Sampah Plastik Lewat IPST ASARI

Namun, di sisi lain pemerintah telah berkomitmen mengurangi plastik dan polutan laut lainnya hingga 70 persen pada 2025.

Masyarakat Indonesia pun menyadari bahaya plastik bagi kesehatan.

BACA JUGA: Museum dari Sampah Plastik di Gresik Ingatkan Masalah Lingkungan di Indonesia

Hal itu dibuktikan okeg petisi internasional Common Seas yang ditandatangani lebih dari 60 ribu orang.

“Berdasarkan pengamatan kami di sepanjang sungai Brantas, kami telah secara langsung melihat kerusakan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang disebabkan oleh masuknya aliran sampah plastik ke saluran air," kata dia.

Celia juga mengatakan 1,5 juta sampah popok sekali pakai yang dibuang di Sungai Brantas setiap harinya.

"Gambaran itu menunjukkan bagaimana sampah plastik dapat berurai serta mencemari suplai air dan darah manusia," kata Celia.

CEO Common Seas Jo Royle mengatakan mikroplastik telah terbukti menyebabkan peradangan, masuk ke dalam plasenta, dan menumpuk di organ tubuh manusia.

“Kita harus mengurangi paparan kita terhadap plastik. Pemimpin dan pengusaha harus mengurangi produksi plastik secara signifikan dengan berinvestasi pada alternatif plastik dan sistem penggunaan ulang," ujar Jo.

Pengurangan sampah plastik menjadi perhatian banyak pihak, salah satunya aktor Inggris Stephen Fry.

Stephen Fry, telah menyuarakan risiko serius dari plastik terhadap kesehatan manusia melalui video animasi yang diluncurkan oleh perusahaan sosial Common Seas Indonesia.

Aktor dan penyiar radio tersebut mengatakan keberadaan partikel plastik dalam darah menjadi perhatian khusus.

Animasi tersebut didasarkan pada penelitian global yang dilakukan oleh Common Seas, yang menemukan bahwa pencemaran darah terjadi pada banyak orang.

Common Seas menyebut delapan dari 10 manusia memiliki kandungan mikroplastik dalam darahnya.

Animasi ini menunjukkan proses masuknya partikel plastik dari pakaian, cat, mainan, dan kemasan ke makanan, air, udara, dan, pada akhirnya, tubuh manusia.
Saat ini, Common Seas sedang menyelidiki potensi efek berbahaya dari partikel plastik dalam darah manusia.

“Ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang plastik. Itu mengalir di dalam darahmu, darahku, dan juga darah orang lain. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Namun, inilah kenyatannya," ujar Fry dalam animasi itu.

Plastik dipakai untuk pakaian, cat, mainan, dan kemasan.

"Makin lama itu digunakan semakin memperburuk keadaan. Plastik dapat mencemari udara dan air kita, dan masuk ke makanan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Fry menyebut plastik mengancam kesehatan manusia.

"Mari hentikan aliran plastik ke laut kita, ke dalam tubuh kita, dan ke dalam darah kita," tegas Fry.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler