Poppy Dharsono dan Gamatex Soroti Industri Garmen di Indonesia

Jumat, 02 Agustus 2024 – 14:10 WIB
Penampilan koleksi fesyen oleh APPMI di JF3 Fashion Festival 2024. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA UTARA - Desainer sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono berkolaborasi dengan Gamatex dalam pertunjukkan fesyen di JF3 Fashion Festival 2024.

Wakil Direktur Gamatex, Budi Hermawan menilai kolaborasi bisa menjadi salah satu alternatif solusi menanggulangi kondisi industri garmen yang lesu, belakangan ini.

BACA JUGA: Sri Mulyani Pantau PHK Besar-Besaran di Industri Garmen, Serius, nih!

"Saya percaya bahwa mungkin ini bisa menjadi contoh, karena  dengan kondisi pertekstilan saat ini yang lagi sangat sulit. Kalau menurut saya, kami benar-benar perlu bersatu dan berkolaborasi dari ujung ke ujung semuanya," kata Budi saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh Poppy Dharsono. Sebagai salah satu pelaku lawas di industri fesyen, Poppy turut menyoroti lesunya industri garmen saat ini.

BACA JUGA: Ngeri, Pengusaha Tekstil Buka-bukaan soal Kondisi Kritis Industri Garmen

Poppy mengkritisi pernyataan pemerintah yang menyampaikan data tentang besarnya sumbangan penghasilan industri fesyen terhadap perekonomian Indonesia.

Namun, data tersebut tampaknya tak sejalan dengan realita industri garmen yang berada di lapangan.

BACA JUGA: WBP Lapas Tangerang Dibina untuk Mengelola Industri Garmen

Nyatanya, lanjut Poppy, ada sejumlah perusahaan garmen yang mengefesiensi puluhan ribu pekerjanya.

"Kenapa 50.000 kerja kita di PHK? Kalau memang penyumbang terbesar, minimal pemerintah harus bisa memberikan peluang kerja. Ini yang udah kerja dikeluarin, karena udah gak mampu," kata Poppy.

Poppy menggandeng Gamatex dengan menyuguhkan berbagai koleksi denim berdesain klasik di ajang JF3 2024.

Dalam koleksinya, Poppy menggunakan berbagai material dan motif dengan teknik tenun.

"Tenun, itu semua tenun. Corak-coraknya semua tenun. Kotak-kotaknya semua tenun. Jadi, kita karya lokal itu, tetapi bukan tenun tangan, itu mesin," katanya menjelaskan. (mcr31/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Garmen Makin Agresif


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler