jpnn.com, JAKARTA - Jubir PSI Rizal Calvary Marimbo menilai dikotomi Poros Mekah dan Beijing sangat absurd dan tidak didukung fakta serta data. Malahan, istilah yang muncul dari kubu oposisi itu cenderung bertujuan memecah belah anak bangsa.
Rizal mengatakan, Sekber Gerindra-PKS ingin menjadikan Beijing dan Mekah sebagai representasi dua hal yang bertentangan. Padahal, pada kenyataanya Arab Saudi dan Tiongkok saat ini sedang mesra-mesranya.
BACA JUGA: Poros Beijing Vs Mekah: PSI Sindir PKS soal Duit Aseng
“Tidak ada perang dagang atau ketegangan keduanya. Dua negara itu mesraan, sama-sama cari fulus. Kitanya yang politik sentimen premordial melulu,” ujar Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/6).
Demikian mesranya, Rizal mengatakan, investasi Saudi ke Tiongkok mendekat Rp 1000 triliun atau senilai Rp 895 triliun. Nilai ini sepuluh kali lebih lebih besar dari rencana dan janji investasi Saudi ke Indonesia.
BACA JUGA: Muncul Istilah Poros Beijing Vs Mekah, Tjahjo Bilang Begini
Sebaliknya, Tiongkok juga telah lama menjadi salah satu investor utama di Arab Saudi, selain Amerika Serikat, Perancis dan Jepang.
“America Enterprise Institute (AEI) dalam laporannya berjudul China Global Investment bilang bahwa pada tahun 2016 saja, total investasi Tiongkok di Arab Saudi mencapai US$ 1,25 miliar, tentu sekarang lebih besar lagi,” ujar Rizal.
BACA JUGA: Idrus Sebut Poros Beijing Makin Mesra dengan Tiongkok
Rizal mengatakan, Tiongkok banyak berinvestasi ke Saudi di sektor transportasi, energi, bahan kimia, hingga perumahan.
“Yang unik, Tiongkok ini mesra banget bangun rumah atau properti untuk Arab Saudi, terus energi listrik, minyak, dan gas,” ucap dia. Dalam sepuluh tahun terakhir Tiongkok sudah berinvestasi sebesar US$ 10,08 miliar
Berdasarkan data diatas, Rizal mengatakan, dikotomi kedua poros di atas sangat absurd atau sia-sia, sebab tak didukung data dan fakta keduanya sedang bersengketa atau konfrontasi.
Dia mengatakan, bila dikotomi kedua poros tersebut dialamatkan ke Beijing dan Washington DC, mungkin saja sedikit beralasan.
“Atau dia mau cantolin ke poros Moskow-Washington DC. Jadi, secara hubungan bilateral dan ekonomi Arab Saudi dan Tiongkok tak ada masalah, Sebab itu sangat absurd dan lemah untuk dijadikan cantolan poros aliansi politik di Indonesia,” ucap dia.
Sebab itu, Rizal mengatakan, poros Beijing-Mekah hanya sebuah imajinasi liar. Ada upaya mengkotak-kotakan dan memecahbelah bangsa.
“Secara metafora yakni Beijing-Mekah juga absurd, terjadi diskonten, juga cukup berbahaya sebab berpotensi memecah belah bangsa dengan melibatkan unsur-unsur asing. Ini sama saja devide et impera-nya ala Belanda atau politik pecah belah,” ucap dia.
“Jangan sampai terminologi itu meningkatkan sentimen primordialisme di masyarakat. Jangan sampai bangsa ini bubar karena satu atau dua terminologi berbahaya yang membuat masyarakat makin terpecah-belah. Hati-hati!” ucap dia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jubir PSI: Mungkin Mas Tommy Lupa, Kami Ingatkan
Redaktur & Reporter : Adil