Sementara itu, belanja negara (2012) direncanakan mencapai Rp 1.418,5 triliun, naik sebesar Rp 97,7 triliun atau 7,4 persen dari pagu belanja negara pada APBN-P 2011 yang sebesar Rp 1.320,8 triliun
BACA JUGA: Defisit RAPBN 2012 Dipatok Rp 125,6 Triliun
Sementara defisit ditarget 1,5 persen dari Product Domestic Bruto (PDB)Namun begitu, pengamat ekonomi Revrisond Baswir menilai porsi RAPBN 2012 dan nota keuangan yang disampaikan Presiden SBY, Selasa (16/8) ini, justru menyesatkan
BACA JUGA: Angka Subsidi 2012 Dipangkas Rp28,3 Triliun
Karena menurutnya, nyaris tidak ada hal baru dibandingkan porsi APBN tahun sebelumnya"APBN terhadap PDB ini kan menunjukkan berapa kontribusi anggaran negara langsung ke rakyat
BACA JUGA: 2012, Daerah Dikucuri Rp464,4 Triliun
Tiap tahun terus menurun2012 hanya sekitar 16 persen sajaItu pun untuk belanja modal hanya sekitar 6-7 persen saja," kata Revrisond.Dengan begitu, menurut Revrisond, tidak ada relevansi langsung antara anggaran negara dengan pertumbuhan ekonomi, turunnya angka pengangguran, ataupun terbukanya lapangan kerja sebagaimana yang diklaim pemerintah"Semua itu bukan karena intervensi pemerintah, melainkan karena rakyat mencari caranya sendiri untuk keluar dari kemiskinanVolume APBN yang besar (ini) menyesatkan, bila diklaim akan membawa dampak ekonomi yang besar," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat ekonomi Iman SugemaMenurutnya, dalam hal porsi APBN, meskipun volumenya meningkat, namun bukan berarti kualitasnya juga akan meningkat"Nyaris tidak ada hal baru yang menarik dari pidato Presiden tentang RAPBNItu semua angka-angka lama dan tidak ada yang signifikanAnggaran memang besar, tapi kualitasnya belum tentu," ucapnya.
Hal ini menurut Iman, bisa dilihat dari masih besarnya belanja pegawai daripada belanja modal, masih banyaknya persoalan secara riil di tengah masyarakat misalnya kenaikan harga pangan, atau masih adanya defisit yang cukup besar yakni 1,5 persen di 2012.
"Sebenarnya defisit ini bukanlah suatu hal yang membahayakanTapi kualitas defisit ini buat apa? Kalau tidak perlu defisit, mengapa kita harus paksakan defisit? Itu uangnya buat apa? Lebih baik maksimalkan pendapatan negara," ujar Iman(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Pajak Naik Rp140,6 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi