jpnn.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) semakin gencar melakukan inovasi di tahun 2018 sebagai upaya transformasi bisnis menjadi perusahaan yang lebih modern.
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono mengungkapkan, perubahan lanskap bisnis dan disrupsi digital menjadi pendorong utama bagi Pos Indonesia agar relevan kembali dalam persaingan bisnis yang baru.
BACA JUGA: Pos Indonesia Tak Berhenti Berinovasi Tingkatkan Pelayanan
“Pos Indonesia memiliki infrastrutkur yang memadai dalam pengiriman barang. Tinggal bagaimana mengubah infrastruktur tersebut menjadi relevan dengan kebutuhan konsumen seperti transaksi e-commerce,” ujar Gilarsi, beberapa waktu lalu.
Pengembangan teknologi dilakukan Pos Indonesia untuk menjadi tulang punggung logistik e-commerce Indonesia.
BACA JUGA: Pos Indonesia Peduli Cerdaskan Bangsa
Gilarsi mengatakan bahwa pasar e-commerce di Indonesia masih di bawah dua persen dari total nilai perdagangan retail domestik, sementara penetrasi e-commerce di China sudah sekitar 17%.
"Apabila mengantisipasi penetrasi pertumbuhan e-commerce Indonesia dari dua persen ke 20 persen, artinya terdapat peningkatan volume pengiriman barang sebanyak 10 kali lipat. Kalau sekarang kapasitas Indonesia mampu menangani 2 juta kiriman paket per hari, artinya kalau tumbuh 20 % akan ada 20 juta paket per hari. Harus ada investasi yang berani untuk mengubah infrastrukturnya,” tambahnya.
BACA JUGA: Pos Indonesia Kirim 88,4 Ton Buku Gratis ke Tanah Air
Pada tahun 2017, Pos Indonesia mampu melayani pengiriman sebanyak 180 ribu paket per hari. Sementara tahun ini telah meningkat menjadi 280 ribu paket per hari.
Pos Indonesia membangun pusat logistik di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dengan automatic sorting machine yang mampu menyortir 3.000 paket per jam. Dan tahun ini ditargetkan akan ada delapan processing center yang dibangun.
Pada kesempatan yang sama Agus F. Handoyo, Direktur Jasa Kurir menuturkan pada tahun 2017 volume pengiriman surat menurun 18 persen, sementara volume pengiriman paket tumbuh 36-38 persen.
“Driver-nya adalah teknologi digital. Banyaknya kiriman dari e-commerce tidak hanya tumbuh eksponensial tetapi eksplosif,” katanya.
Lalu, pada tahun 2018 ini Pos Indonesia memperkenalkan layanan menjemput paket dari pelanggan melalui tim O-Ranger. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pos Indonesia Bidik Pendapatan Layanan Kurir Rp 3,3 triliun
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh