jpnn.com - BANDUNG - PT Pos Indonesia (Persero) memperingati Hari Bhakti Postel ke 78 yang diperingati di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Rabu (27/9).
Pada peringatan tersebut Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Haris menerima penghargaan Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia.
BACA JUGA: Dispora Surabaya Selamatkan Barang Bersejarah di Mess Karanggayam
Penerimaan piagam tertuang pada Lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88/TK/Tahun 2023.
Haris menerima Tanda Kehormatan karena telah berperan aktif dalam bidang perposan melalui inisiasi dan pengembangan aplikasi Pos Giro Cash.
BACA JUGA: Ada Penemuan Sumur Kuno dari Abad ke 14 di Kediri, Manfaatnya Luar Biasa
Aplikasi ini berbasis android dilengkapi fitur Geo Tagging, Face Recognition dan Scan QR.
Aplikasi juga terkonfirmasi langsung ke basis data secara real time dalam penyaluran bantuan sosial kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan bersinergi dengan pihak terkait, sehingga program pemerintah terlaksana dengan mudah, cepat, tepat dan akuntabel.
BACA JUGA: Kampung Lawas Maspati, Tempat Tumenggung Era Keraton
“Penghargaan ini hanya simbol dari tujuan yang lebih besar yaitu kemanfaatan saya bagi masyarakat Indonesia. Apa yang saya dapatkan hari ini tidak lepas dari dukungan dan kerja keras Insan Pos Indonesia,” ujar Haris.
Kantor Pusat PT Pos Indonesia yang terletak di Jalan Cilaki Nomor 73, Bandung, merupakan tempat bersejarah bagi Insan Pos dan Telekomunikasi.
Tempat itu menjadi saksi sejarah terbentuknya Hari Bhakti Postel pada 27 September 1945.
Putra-putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) berperan penting dalam pembentukan Hari Bhakti Postel pada 27 September 1945.
Mereka mengambil alih Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (PTT) dari kekuasaan pemerintahan Jepang.
Setelah tiga hari berturut-turut diadakan perundingan dengan pihak Jepang dan terus gagal, tiba hari bersejarah yakni 27 September 1945.
Mas Soeharto dan R. Dijar mengadakan perundingan dengan Pimpinan Jepang di Kantor Pusat PTT, hasilnya tetap gagal juga.
Namun, sudah menjadi keputusan AMPTT bahwa 27 September 1945 kekuasaan atas Jawatan PTT harus direbut dengan kekerasan dari tangan Jepang.
Akhirnya, 27 September AMPTT siap dengan senjatanya masing-masing. Para rakyat dikerahkan dan massa sudah berkumpul di halaman selatan.
Soewarno dan pasukannya memasuki ruangan kantor yang dikuasai Jepang dan membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghalangi tekad AMPTT.
Secara sukarela mereka menyerahkan senjatanya.
Setelah itu, rakyat Indonesia menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan Bendera Merah Putih di tiang listrik.
Massa yang menjadi saksi perebutan Kantor PTT dari Jepang lalu mengumandangkan lagu Indonesia Raya.
Hingga saat ini 27 September diperingati sebagai Hari Bhakti Postel.
Hari Bhakti Postel ke-78 mengangkat tema 'KolaborAksi Digital untuk Indonesia Maju'.
Kerja keras bersama insan pos dan telekomunikasi telah menjaga geliat perekonomian terus bertumbuh dan diharapkan dapat menjadi salah satu lokomotif pendorong kemajuan Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam pidatonya menyatakan ekosistem pos dan telekomunikasi di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang karena peran dan kontribusi besar dari banyak pihak.
"Oleh karena itu, Saya atas nama Pemerintah Republik Indonesia ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh insan sektor pos dan telekomunikasi Indonesia," Budi Arie Setiadi. (gir/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata, Kampung 35 Mortir di Tasik adalah Tempat Sejarah Kelam
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang