jpnn.com, JAKARTA - Banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang membutuhkan pembiayaan dari perbankan untuk mendongkrak kembali usahanya lantaran terdampak pandemi.
Potensi ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi industri perbankan.
BACA JUGA: Gading Marten Terlalu Baik, Astrid Tiar Sengaja Cari Ribut
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan, dari jumlah UMKM yang mencapai 64,2 Juta, sebanyak 67% UMKM belum menerima pembiayaan.
Menurutnya, besarnya UMKM yang belum tersentuh oleh sektor perbankan ini merupakan potensi yang bisa digarap oleh bank.
BACA JUGA: Selama Konten Bareng Adit Jayusman Masih Mendatangkan Cuan, Ayu Ting Ting Ogah Menghapusnya
“Para UMKM sangat bisa berkolaborasi dengan kami sebagai lembaga keuangan yang mempunyai visi kinerja unggul dan layanan terbaik dan berkelanjutan,” ujar Sis Apik dalam InfobankTalkNews dengan tema ‘Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Daya Tahan UMKM: Mampukah Melewati Krisis?’, Jumat, (26/2).
Staf Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Santoso pun mendorong perbankan untuk terus mendukung sektor UMKM melalui penyaluran kreditnya.
BACA JUGA: Kelancaran Konektivitas Kawasan 3TP Terus jadi Perhatian Kemenhub
Menurutnya, salah satu kunci pemulihan ekonomi dapat disumbang dari segmen UMKM.
Dirinya juga mengajak industri perbankan untuk bisa meningkatkan porsi kredit ke UMKM menjadi 30 persen.
“Bahwa perkreditan usaha kecil sesuai aturan masih 20% dan mentoknya disitu saja. Kita ke depan juga mendorong perbakan untuk bisa menyalurkan kredit UMKM lebih besar hingga 30%,” kata Agus.
Sementara itu dari sisi moneter dan makro, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan empat langkah untuk mempercepat penyelamatan UMKM pascaCovid-19.
Empat langkah percepatan itu di antaranya, komunikasi kebijakan darurat Covid-19 kepada UMKM, program virtual peningkatan kapasitas UMKM.
Kemudian sinergi aksi memperepat akses pembiayaan/permodalan dan pemanfaatan digital payment dan penjualan.
“Realisasi ini akan menghasilkan peningkatan penjualan dan omzet sehingga terjadi perbaikan cashflow. Lalu, terdapat restrukturisasi dan realisasi kredit yang mendukung perbaikan cashflow,” imbuh Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari.
Diharapkan, langkah-langkah tersebut dapat menyelesaikan tiga permasalahan UMKM akibat Covid-19.
“Apakah UMKM bisa melewati krisis? Bisa! Dengan meningkatkan kapasitas dan tidak hanya bertahan tapi bisa naik kelas,” Papar Yunita.
Di samping itu, dalam menopang sektor UMKM di masa pandemi saat ini, peran perusahaan penjamin sangatlah penting.
Adapun salah satu badan usaha milik negara yang bergerak dipenjaminan kredit adalah PT Askrindo (persero).
Direktur Utama Askrindo Dedi Sunardi menjelaskan, sampai dengan Januari 2021 pihaknya telah menjamin kredit modal kerja dalam program PEN yang mencapai Rp10,7 triliun yang diberikan kepada 444,3 ribu UMKM.
Pemberian kredit ini berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
“Kami melakukan kordinasi dengan beberaoa himbara dan difasilitasi oleh Kemenkop untuk melakukan aklerasi pertumbuhan PEN ini,” ucap Dedi.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sederet Manfaat Buah Semangka, untuk Jaga Kesehatan Jantung Hingga Kecantikan Oke Banget
Redaktur & Reporter : Yessy