Potensi Superblok Surabaya Tinggi

Senin, 23 Juni 2014 – 05:59 WIB

jpnn.com - SURABAYA-Kebutuhan apartemen di Surabaya masih tinggi, khususnya di wilayah barat. Tidak sekadar untuk tempat tinggal, tapi memiliki apartemen untuk investasi juga masih menjanjikan. Sebab harga sewa hunian vertikal jauh lebih tinggi timbang rumah tapak atau landed house. 

Project Manager PT PP Properti, pengembang superblok Grand Sungkono Lagoon, Rudy Harsono mengatakan berinvestasi di sektor properti masih menjanjikan. Sebab kenaikan harganya bisa mencapai 20-30 persen tiap tahun. "Bahkan kalau lokasinya strategis bisa naik antara 100 persen-200 persen," katanya pekan lalu.

BACA JUGA: Hary Tanoe Divestasi Aset Rp 1,7 Triliun

Ditambah konsep baru bisa mendongkrak harga properti tersebut. Rudy menyebutkan, dalam pembangunan superblok termasuk di dalamnya apartemen, office dan shopping mall itu nanti mengusung konsep green, healthy dan smart building. Dari total 3,5 hektare, sebanyak 60 persen digunakan untuk ruang terbuka hijau. 

"Guna menunjang konsep tersebut kami menggandeng BUMN lain, seperti Telkom untuk penerapan smart building dan PGN untuk suplai gas," jelasnya. Disebutkan, nilai investasi untuk superblok itu sebesar Rp 5 triliun dan hampir 70 persen untuk pembangunan apartemen. 

BACA JUGA: Tarif Kereta Akan Naik, Kemenhub Belum Tau

Sebelum memutuskan membangun superblok Grand Sungkono Lagoon, pihaknya melakukan studi kelayakan untuk jenis properti yang sesuai dibangun di kawasan tersebut. Salah satunya yang menunjukkan kebutuhan apartemen di Surabaya Barat masih tinggi. "Selain di Surabaya, kami juga sedang membangun superblok di Bekasi. Potensi di sana juga luar biasa tinggi," urainya.

Sementara itu untuk menunjang penjualan proyek tersebut, PT PP Properti menggandeng Era Tjandra. Director Era Tjandra Daniel Sunyoto mengatakan potensi investasi di Surabaya Barat masih bagus. Terutama untuk proyek apartemen dinilai memberikan pengembalian investasi yang menjanjikan.

BACA JUGA: Malam Ini Bundaran HI Mandi Cahaya Philips LED

"Kalau dihitung, harga sewa landed house hanya 2-3 persen dari harga beli tiap tahun. Beda dengan apartemen yang bisa mencapai 8-10 persen. Apalagi permintaan untuk sewa apartemen masih tinggi, terutama kalangan ekspatriat. Mereka cenderung menyewa apartemen daripada rumah, sebab lebih praktis. Apalagi dekat dengan akses tol. Banyak ekspatriat bekerja di perusahaan berlokasi di luar Surabaya," tandasnya. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Aset, KAI Resmikan Kantor Daop I


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler