jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi langsung menanggpi polemik yang terjadi akibat pembatalan pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Semester Ganjil 2020/2021 bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) oleh Ditjen Pendidikan Islam.
Menurut Menag, pembatalan tersebut karena ada kebutuhan anggaran yang besar untuk penanganan COVID-19.
BACA JUGA: Setelah Puji Kebijakan Mendikbud Belajar via TVRI, Hidayat MPR Singgung Menag
Dia menjelaskan inisiatif memotong UKT mahasiswa PTKIN adalah wujud niat baik Kemenag untuk mengurangi beban pembayaran mahasiswa. Pihaknya sudah menyiapkan skema untuk menutup kekurangan pemasukan PTKIN jika UKT dipotong dengan menyisihkan anggaran bidang pendidikan. Namun, pemerintah ternyata membutuhkan dana besar untuk mengatasi COVID-19 sehingga dilakukan efisiensi anggaran Kementerian Agama hingga Rp 2,6 triliun.
“Ada keputusan Kemenkeu bahwa dana kami dipotong untuk mengatasi COVID-19 sebesar Rp 2,6 T. Angka itu buat Kemenag besar sekali karena semua sudah ada programnya masing-masing. Begitu dipotong Rp 2,6 triliun, maka kami tidak bisa bergerak apa-apa lagi untuk membantu mengatasi kekurangan pendapatan pada lembaga pendidikan Islam (jika UKT mahasiswa dipotong),” jelas Menteri Fachrul di laman kemenag, Rabu (29/4).
BACA JUGA: Kiai Maman Ingatkan Menag soal Travel Umrah Nakal
Meski demikian, Menag menegaskan, Kementerian Keuangan juga tidak bisa dipersalahkan terkait adanya pemotongan anggaran tersebut. Sebab, saat ini pemerintah memang membutuhkan anggaran yang besar untuk mengatasi COVID-19, salah satunya untuk jaring pengaman sosial dan membantu masyarakat miskin.
“Pemerintah butuh dana untuk mendukung hal itu dan diambil dari beberapa Kementerian, termasuk Kemenag kebagian.Rp 2,6 triliun sehingga kami membatalkan rencana itu (memotong UKT mahasiswa PTKIN),” tutur Menag.
BACA JUGA: Politikus Demokrat Usul Dana Haji Dipakai untuk Penanganan Corona, Begini Respons Menag
"Mohon maaf, kami akan mencoba memikirkan lagi tentang masalah ini. Percayalah kami sangat peduli tentang ini," sambungnya.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad