PPA Siap Lepas Aset Texmaco

Undang Investor Lokal dan Asing

Selasa, 10 Februari 2009 – 09:59 WIB
JAKARTA - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) akan memulai kembali proses penawaran aset TexmacoSebelumnya, pada 2007 lalu, aset jaminan utang mantan konglomerat Marimutu Sinivasan tersebut gagal dijual.
   
Corporate Secretary PT PPA Renny O

BACA JUGA: Proyek Pembangkit Listrik Tersendat Krisis Global

Rorong mengatakan, penjualan aset jaminan utang Texmaco memang menjadi target rencana kerja PPA tahun ini
"Kami upayakan selesai tahun ini," ujarnya kepada Jawa Pos Senin (9/2).
   
Menurut Renny, dari sekian banyak aset yang ditangani PPA, aset grup Texmaco memang menjadi salah satu prioritas untuk segera dilepas

BACA JUGA: Kalla Tak Ingin Kasus Nike Terulang

"Di antaranya saham grup Texmaco," katanya.
   
Pada penawaran aset grup Texmaco yang pertama, PPA menetapkan tidak ada pemenang atas program melalui mekanisme lelang terbuka tersebut.
   
Penjualan aset kredit dan saham grup Texmaco diumumkan melalui media massa pd 22 desember 2006 dan 4 januari 2007
Dalam pelaksanaannya, PT Indopremier Securities bertindak selaku konsultan penjualan.
   
Saat itu, ada 3 calon investor yang mendaftarkan diri dengan memenuhi syarat adminstratif dan setoran jaminan

BACA JUGA: Mendag Didesak Tunda MoU AANZFTA

Berdasarkan penawaran yang masuk, ditetapkan tidak ada pemenang.
   
Sebab, harga penawaran masih di bawah harga dasar yang ditetapkan Menteri KeuanganBahkan, ada juga calon investor tertentu yang mengajukan penawaran bersyarat (conditional bid) yang tidak sesuai dengan tata cara penawaran yang telah ditetapkan.
   
Saat ini, PPA memiliki tagihan atas 23 persen dari total utang anak usaha Texmaco, yakni PT Polysindo, senilai USD 1 miliarUtang tersebut menggunakan mesin dan pabrik Polysindo di Karawang sebagai jaminanDi luar itu, Polysindo memiliki utang tanpa jaminan (unsecured) senilai USD 630 juta.
   
Terkait utang tersebut, PPA telah mengkaji ulang restrukturisasi utang grup Texmaco secara keseluruhanPihak Polysindo sendiri juga berharap agar restrukturisasi utang senilai USD 1 miliar tersebut bisa selesai tahun iniSebab, kreditor lain juga tengah menunggu skema restrukturisasi dari PPA.
   
Untuk memulai pelepasan aset grup Texmaco, kata Renny, PPA akan mengundang semua investor baik dari dalam maupun luar negeri"Siapa saja kami undang, tidak menutup investor asing," terangnya.

Grup Tugu Target Berikutnya
Pelepasan aset kelolaan yang sebagian terkait dengan pasar modal, membuat PPA harus mencari momentum pas agar hasil pelepasan aset bisa optimal.
   
Terpisah, Dirut PT PPA Boyke WMukijat mengatakan, meski pelepasan aset grup Texmaco menjadi target perseroan tahun ini, namun pelepasannya akan tetap disesuaikan dengan kondisi pasar modal"Saat ini kan marketnya kurang bagusApalagi, (aset yang akan akan dilepas) itu kan sebagian ekuitas," ujarnya.
   
Renny ORorong menambahkan, selain aset grup Texmaco, target PPA berikutnya adalah melepas aset yang ada di perusahaan asuransi grup Tugu"Tahun ini, fokus kami setelah grup Texmaco adalah perusahaan asuransi grup Tugu," katanya
   
Berdasar data saat persiapan penawaran saham perdana (intial public offering/IPO) tahun lalu, PPA memiliki 17,5 persen saham asuransi PT Tugu Pratama IndonesiaSedangkan sisa saham lainnya dimiliki oleh Pertamina sebesar 40 persen, Dana Pensiun 20 persen, dan Muhammad Bob Hasan memiliki 17,5 persen.
   
Tugu Pratama memiliki 100 persen saham di PT Tugu Pratama Interindo (TP Interindo) selaku perusahaan investasi yang memiliki 30 persen saham di PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) di mana pemerintah atau PPA juga memegang 30 persen saham.
   
Pemegang saham lainnya di Tugu Re adalah Bambang Trihatmojo 20 persen dan Dana Pensiun Pertamina sebesar 20 persen.
   
Selain itu, TP Interindo juga memiliki 10 persen saham di PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (AJTM) di mana PPA juga memegang 30 persen saham, sedangkan Dana Pensiun Pertamina 40 persen dan Dana Pensiun Timah 20 persen.
   
Pada Juni 2008 lalu, PPA sebenarnya sudah berusaha melego 17,5 persen saham miliknya di Tugu Pratama IndonesiaNamun, saat itu PPA gagal menjaring investor karena kepemilikan sahamnya hanya minoritasSedangkan calon investor ingin menjadi mayoritas.
   
Karena itu, untuk saham Tugu Pratama, PPA awalnya ingin melepas saham miliknya saat perusahaan tersebut melakukan IPONamun, dalam kondisi pasar modal seperti ini, tampaknya hal tersebut sulit dilakukan.
   
PPA, kata Renny, sangat menyadari hal tersebutKarena itu, meski sudah menjadi target perseroan tahun ini, pelepasan aset kelolaan tetap akan disesuaikan dengan kondisi pasar"Artinya, kami tidak akan melepas aset saat kondisi jelekJadi, intinya aset pemerintah tidak akan diobral murah," ujarnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamsostek Kembalikan Hasil Investasi Rp 7 T


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler