JAKARTA - Pasokan listrik di tanah air sampai saat ini belum menemukan titik keseimbanganMenurut catatan PT PLN (Persero), hingga kini masih ada 30 wilayah yang defisit listrik
BACA JUGA: Kalla Tak Ingin Kasus Nike Terulang
Di sisi lain, upaya penambahan pasokan melalui pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW sedikit tersendat akibat krisis global.''Berdasar pemaparan Dirut PLN, ada 30 sistem yang defisit
BACA JUGA: Mendag Didesak Tunda MoU AANZFTA
Dan apabila memungkinkan, dihilangkan,'' ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat kunjungan kerja ke Kantor Pusat PLN di Jakarta, Senin 9/2).Rencananya, 35 pembangkit dibangun pada proyek percepatan 10 ribu MW tahap I
BACA JUGA: Jamsostek Kembalikan Hasil Investasi Rp 7 T
Di antaranya dari PLTU Labuan, PLTU Indramayu, dan PLTU RembangPresiden memberikan apresiasi kepada seluruh anggota PLN yang terus berupaya mengerjakan proyek 10.000 MW meski dalam keadaan sulit.''Dalam praktik, banyak yang pembangunannya kurang lancar, terutama yang pembiayaannya bekerja sama dengan RRC (Tiongkok)Saya instruksikan Dirut PLN untuk duduk bersama dengan pihak RRC untuk bersama mencari solusi agar pendanaan mengalir,'' paparnya.
Dalam pembangunan pembangkit baru, SBY menekankan pentingnya penggunaan mixed energy untuk menjaga kelestarian lingkunganDia minta, 40 persen menggunakan batu bara dan gas, sedangkan 60 persen mengadopsi geothermal dan tenaga hydro.
Selain menjaga kelestarian lingkungan, penggunaan sumber energi yang dapat diperbarui bisa menurunkan tarif listrik walaupun subsidi listrik dikurangi''Dari Rp 80 triliun subsidi, pada 2009 akan turun menjadi Rp 45 triliunSaya tekankan itu jangan karena harga BBM turun, tetapi karena efisiensi penggunaan sumber energi yang mixed,'' jelasnya.
Mengenai tarif dasar listrik (TDL) untuk pelanggan rumah tangga, SBY menyebut belum bisa turun dalam waktu dekatMeski begitu, pemerintah sudah memberikan keringanan walau secara tidak langsung''Untuk rumah tangga, subsidinya masih besar,'' tambah SBY.(iw/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stimulus Ekonomi Tak Sentuh Pedesaan
Redaktur : Tim Redaksi