PPATK Laporkan Transaksi Mencurigakan Calon DGS BI

Senin, 02 September 2013 – 22:39 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Aziz mengatakan pihaknya akan meminta rumusan resmi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang dugaan transaksi mencurigakan.

Permintaan tersebut menurut Harry Azhar Aziz, terkait masuknya laporan PPATK kepada DPR tentang temuan transaksi mencurigakan yang dilakukan salah satu calon Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) dengan transaksi mencapai Rp300 juta.

BACA JUGA: Dada Bantah Beri Izin Untuk Amankan Kasus

"Ada laporan transaksi mencurigakan yang disampaikan PPATK ke Komisi XI DPR bersamaan dengan akan dilakukan uji kelayakan dan kepatutan calon DGS BI, Selasa (3/9). Untuk itu, DPR merasa perlu dapat rumusannya," kata Harry Azhar Aziz, usai rapat tertutup dengan PPATK, dui gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (2/9).
 
Dikatakannya, kalau dicermati temuan tersebut masih dalam profile. Maksudnya, tranksasi itu hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun. "Ilustrasinya, jika ada seorang kyai menerima dana Rp50 juta dalam setahun itu wajar. Tapi menerima 10 kali dengan besaran yang kecil dari satu pemberi baru itu di luar profile," ujar dia.

Karena itu, kita akan minta rumusan resmi dari PPATK untuk menjadi bahan bagi Komisi XI mengambil keputusan pada Rabu Malam, kata politisi Partai Golkar itu.

BACA JUGA: Wakapolri Sarankan Anak Buah Sering Naik Angkutan Umum

Sementara anggota Komisi XI Arif Budimanta menyebut bahwa temuan tersebut mengarah pada salah satu calon yang saat ini sedang menjabat sebagai pejabat negara. "Yang dianggap mencurigakan tersebut terkait dengan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara yang belum diperbarui. "Salah satunya sekarang kan masih menjabat, pers pasti tahu itu," imbuh politisi PDI Perjuangan itu. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Menpan-RB Pastikan Tes CPNS tak Sesulit UMPTN

BACA ARTIKEL LAINNYA... BW: Sengman Itu Siapa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler