PPBTPI Diharapkan Jamin Ketersediaan Benih Dalam Jumlah yang Cukup

Senin, 01 Agustus 2022 – 20:15 WIB
Rapat Umum Besar Perkumpulan Produsen Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) periode 2022-2027. Foto: Panitia PPBTPI.

jpnn.com, JAKARTA -
Ketua Umum Perkumpulan Produsen Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) periode 2022-2027 Badaruddin Puang Sabang mengatakan sedang melakukan sejumlah gebrakan.

Antara lain, menyiapkan program peningkatan kompetensi anggota PPBTPI dalam mengelola usaha produsen benih.

BACA JUGA: KLHK Tindak Perkebunan Sawit Ilegal di Bangka, Orang Penting Diduga Terlibat

Para anggota nantinya akan memiliki sertifikat kompetensi sesuai komoditi yang diproduksi.

Selain itu ada pengelolaan potensi dan produksi benih di setiap wilayah.

BACA JUGA: Jokowi Apresiasi Kementan dalam Produksi Benih Unggul Padi

"PPBTPI di setiap provinsi diharapkan menjamin ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu baik untuk kebutuhan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun kebutuhan swasta serta kebutuhan masyarakat umum,” ujar Badaruddin dalam keterangannya, Senin (1/8).

Badaruddin terpilih sebagai Ketua Umum PPBTPI pada Mubes yang digelar di Hotel RA Premiere Simatupang, Jakarta, 26-27 Juli 2022 lalu.

BACA JUGA: Kementan Sebut Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern

Ketua DPW Partai Bulan Bintang Sulawesi Selatan ini terpilih menjadi ketua umum PPBTPI untuk kedua kalinya.

Menurutnya, benih yang diproduksi anggota PPBTPI bermutu baik, bersertifikat, berlabel dani berkualitas sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.

“Saya jamin konsumen dapat memperoleh benih dengan standar yang sama dari Aceh hingga Papua,” katanya.

Dia juga mengatakan keberadaan bibit perkebunan berkualitas dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan.

Pihaknya merilis harga bibit tanaman perkebunan pada 2021 lalu.

“Penetapan harga ini dilakukan agar konsumen bisa mendapatkan bahan tanam bermutu dengan harga wajar." 

"Harga ini sekaligus menjadi acuan untuk menentukan bibit yang ditawarkan secara tidak rasional, apakah terlalu mahal atau terlalu murah sehingga berisiko pada mutu benih yang  tidak layak,” kata Badaruddin.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler