''Kritikan Arbi Sanit itu positif dan PPP harus bisa menerimanya sebagai sebuah masukan untuk maju, sehingga pada Pemilu berikutnya PPP betul-betul memiliki kader yang benar-benar dapat diandalkan menjadi presiden,'' tegas Maiyasyak Johan, di DPR Jakarta, Senin (15/12).
Sebelumnya, Arbi Sanit, Minggu (14/12) menilai kegiatan ''Forum PPP Mendengar'', guna menyerap pokok-pokok pikiran para bakal calon presiden (Capres) dan akan meminangnya sebagai calon presiden dari PPP jika memiliki kesamaan visi dan misi adalah kegiatan yang tidak lazim di dunia politik dan menunjukkan bahwa PPP sebagai partai politik paling tua gagal melakukan kaderisasi.
Persoalannya, apakah PPP mau menerima dengan pikiran jernih, ''Kritik itu perlu diapresiasi sekaligus harus menjadi introspeksi dan PPP tidak boleh memaknainya secara emosional,'' tegas Maiyasyak.
Dikatakan Maiyasyak, kritikan Arbi itu memang terdengarnya meledak-ledakTetapi itulah ciri orang Minangkabau (Sumatera Barat), ''buka kulit tampak isi'' (bicara apa adanya)
BACA JUGA: PPP Tunggu Muqowam
Sesunggunnya kritikan itu tidak hanya untuk PPP saja, tetapi juga untuk parta-partai politik yang lainBACA JUGA: Muqowam Dilaporkan ke BK
Kecuali Partai Demokrat dan PDIP,'' ujar dia.Itu artinya kata Maiyasyak, belum semua partai siap mencalonkan kadernya menjadi presiden
BACA JUGA: Din: Maksudnya, Koalisi Strategis
“Yang lebih penting lagi adalah jangan sampai citra partai semakin kecil dimata rakyat, hanya karena kadernya kalah dalam Pilpres, akibat ketergesa-gesaan dalam pencalonannya,'' kata dia.Dikatakan dia lagi, persoalan politik internal partai juga menjadi salah satu alasan ketidaksiapan banyak partai politik mencalonkan kadernya menjadi calon presiden''Itu tidak hanya terjadi di PPP, tetapi dibanyak partai, termasuk Partai Golkar yang sudah kawakan ituJadi kritikan Pak Arbi Sanit itu benar adanya dan harus menjadi cambuk bagi semua partai politik,'' kata Maiyasyak lagi.
Oleh karena itu lanjut dia, dirinya memahami kritikan itu sebagai sebuah kegundahan Arbi Sanit yang menginginkan PPP menjadi partai besar, dengan segudang kader yang dapat diandalkan menjadi pemimpin bangsa dan sekaligus sebagai guru bangsa''Saya sangat memahami kegundahan Pak Arbi Sanit itu, termasuk terhadap gaya bicaranya yang ceplas-ceplos,'' papar dia.
Tentang kegiatan ''PPP Mendengar'' itu, lanjut dia, adalah sebagai upaya komparatif, untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa berani mencalonkan diri menjadi presiden dalam keadaan yang serba sulitApakah karena euphoria, pospower syndrome, prestise atau benar-benar ingin menyelamatkan masa depan bangsa dan negara ini''Itulah sebenarnya yang ingin diketahui oleh PPP,'' ujar Maiyasyak lagi.
Sebelumnya secara tidak langsung Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali membantah bahwa "Forum PPP Mendengar" itu sebuah konvensi, atau uji kepatutan dan kelayakan bagi C apres yang akan berkompetisi pada Pilpres 2009Kecuali itu, merupakan sebuah forum untuk mendengarkan pokok-pokok pikiran dari masing-masing Capres.
Dia tidak menampik jika pokok-pokok pemikiran para capres yang hadir di acara itu menarik dan memiliki kesamaan dengan visi misi P PP, maka bukan tidak mungkin PPP mencalonkannya sebagai calon presiden dari PPP dalam pemilu 2009.
''Acara ini untuk mendengarkan pandangan-pandangan para capresSiapa tahu PPP bisa meminang dia,'' kata Surya lagi.
Dirinya juga membantah capres-capres yang hadir itu seakan menjual obral dirinya pada PPP''Yah berlebihan, kalau dikatakan mereka yang hadir menjual diri mereka ke pada PPP,'' tambah Surya seraya mengatakan bahwa hingga saat ini partainya belum menjalin koalisi dengan siapapun, termasuk soal capres(Fas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Din Dianggap Berlayar di Sekoci Politik
Redaktur : Tim Redaksi