jpnn.com - JAKARTA—Poros Tengah Jilid II yang dilontarkan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi pro-kontra dalam jagad politik yang saat ini semakin memanasPutra kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu coba melontarkan wacana yang sudah tentu berharap keberhasilan Poros Tengah Jilid II bisa terulang pada Pilpres 2009 mendatang.
''Lontaran itu secara kalkulasi politik tentunya Pak Din sudah memperhitungkan implikasi politiknya,'' kata salah seorang kader Partai Amanat Nasional (PAN) Andi Mapperumah kepada JPNN di Jakarta, Senin (15/12).
Dalam konstelasi politik dewasa ini, jelas Andi, memang dirasa ada kerinduan dalam masyarakat akan perlunya koalisi partai Islam dan partai yang mayoritas konstituennya Muslim
BACA JUGA: Golput Haram = Fatwa Sesat
Di sisi lain, istilah Poros Tengah telah menimbulkan traumatik—historik yang gagal memberi pencerahan bagi bangsa ini."Banyak masyarakat kita yang mengimpikan Pak Din mengambil peran yang lebih besar di negeri ini, tetapi tiba-tiba seperti memilih kavling politik yang sempit yang mengarah pada penguatan kembali politik aliran (Islam Politik) yang berhadapan secara diametral dengan kekuatan politik nasionalis sekuler,'' ujar politisi muda kelahiran Sumbawa ini.
Dia juga berharap persfektif politik Din Syamsuddin bisa hadir dan diterima di semua pelataran politik negeri iniBACA JUGA: Wakil Mega Harus Bisa Dongkrak Suara
BACA JUGA: Gus Dur : Golput Tak Bisa Disalahkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatim, Pilkada Putaran ke-2 Belum Jelas
Redaktur : Tim Redaksi