jpnn.com - JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Prof Nunuk Suryani mengaku dibombardir pesan WhatsApp guru honorer sesaat setelah pendaftaran PPPK 2022 dibuka, 31 Oktober.
Isi pesan WA dari para guru honorer itu bernada curhatan, tangisan hingga caci maki.
BACA JUGA: 5 Kelucuan Seleksi PPPK yang Membuat Guru Lulus PG Menangis, Ya Ampun
"Pascaseleksi PPPK guru dibuka saya 1x24 jam menerima pesan WhatsApp guru honorer. Paling banyak makian," kata Prof Nunuk Suryani dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR RI, Kamis (3/11).
Dia juga yakin para pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI dibombardir dengan pesan guru honorer.
BACA JUGA: Guru Lulus PG PPPK Terbuai P1, Prioritas Apaan? Kacau, Ini Data dari Bu Dirjen
Para guru lulus passing grade (PG) PPPK 2021 pasti mengeluhkan tidak mendapatkan formasi pada seleksi PPPK 2022.
"Pastinya curhatan itu ditambahkan emoji menangis sampai 10 kali. Tandanya sangat sedih," ucap Nunuk.
BACA JUGA: Honorer K2 Lulusan SMA Melongo, Sudah Ribuan Non-Sarjana jadi PPPK, Ada Datanya
Dalam RDP tersebut, Nunuk yang punya banyak follower guru seluruh Indonesia itu terlihat sangat siap.
Persiapannya matang sehingga bisa menangkis cecaran anggota Komisi X DPR RI.
Dia menegaskan RDP kali ini sangat dinantikannya untuk menjelaskan persoalan di lapangan.
Dia menyebut sebanyak 53.241 guru lulus PG tidak bisa diangkat PPPK tahun ini, karena formasinya tidak tersedia.
"Jadi, yang mengirimkan WhatsApp kepada Bapak, Ibu anggota dewan hanya sebagian kecil dari guru lulus PG tidak mendapatkan formasi itu," ucapnya.
Hanya 127.186 Guru Lulus PG yang Aman
Lebih lanjut dikatakan dari 193.954 guru lulus PG yang aman karena sudah tersedia formasi adalah 127.186 guru.
Selain itu, terdapat potensi 11.349 formasi yang bisa diisi guru lulus PG sebagai prioritas satu (P1) ketika dia turun prioritas dan melamar pada formasi mapel jabatan lainnya.
Diharapkan P1 turun prioritas ini bisa mengikuti seleksi kembali dengan menggunakan mapel jabatan lainnya seusai linieritas.
Nunuk menegaskan andai seluruh Pemda yang memiliki guru lulus PG mengajukan formasi PPPK 2022 secara maksimal, tidak akan ada guru yang menangi.
"Usulan formasi PPPK 2022 dari pemda hanya 40,9 persen dari total kebutuhan 781.844," katanya.
"Itu pun sejumlah daerah saat last minute tiba-tiba mengundurkan diri sehingga bertambah lagi guru yang menangis," pungkas Prof Nunuk Suryani. (esy/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mesyia Muhammad