jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memiliki banyak pekerjaan rumah setelah resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Alumnus Universitas Indonesia (UI) menyinggung penataan organisasi yang perlu diselesaikan Gus Yahya di PBNU, persis yang dilakukan ulama kelahiran Rambang, Jawa Tengah itu memperbaiki strukur di Ansor dan Banser.
BACA JUGA: Gus Yahya Menyiapkan Strategi Agar NU Bisa Hadir Laksana Gus Dur
"Pekerjaan rumah ke depan saya kira bagaimana penataan organisasi di NU lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya," ucap Qodari melalui keterangan persnya, Jumat (24/12).
Selain penataan organisasi, penulis Warisan Orde Baru itu menyebut pekerjaan rumah Gus Yahya berikutnya berkaitan program pemberdayaan ekonomi.
BACA JUGA: Harapan Mbak Puan Setelah Gus Yahya Jadi Ketum PBNU Menggantikan Kiai Said
NU diharapkan bisa memiliki program yang bisa dirasakan rakyat dan Nahdliyin di Indonesia.
Qodari selanjutnya berbicara tentang adaptasi terhadap perkembangan zaman yang menjadi pekerjaan NU berikutnya.
BACA JUGA: Gus Yahya Jadi Ketum PBNU, Ganjar Teringat Sosok Gus Dur
Terlebih lagi, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutan setelah Muktamar ke-34 NU membahas tentang mataverse.
"Saya kira Pak Jokowi mengajak NU beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di dunia digital dan tentu kita berharap hal tersebut bisa diakomodasi Gus Yahya," tutur pria kelahiran 15 Oktober 1973 tersebut.
Menurut Qodari, pekerjaan rumah berikutnya yang perlu diselesaikan Gus Yahya tentang proyeksi 100 tahun ke depan NU.
Sebab, Muktamar ke-35 NU sedianya berlangsung pada momen organisasi tersebut merayakan hari jadi ke-100.
"Jadi 100 tahun ke depan mau kemana? Apa tantangannya? Apa solusinya? Saya kira perlu diidentifikasi pada lima tahun ini," bebernya.
Gus Yahya sebelumnya terpilih sebagai ketua umum PBNU periode 2021-2026, dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung Serbaguna Universitas Lampung, Bandar Lampung, Jumat (24/12) pagi.
Gus Yahya terpilih sebagai ketua umum PBNU setelah mengungguli perolehan suara petahana KH Said Aqil Siroj.
Tercatat, Gus Yahya mengantongi dukungan 337 suara muktamirin atau peserta muktamar, sedangkan Kiai Said 210 suara.
Menurut panitia, total suara masuk sebanyak 548 muktamirin. Ada satu suara yang batal.
"Jadi, suara terbanyak adalah Gus Yahya. Ini kemenangan NU dan kita (nahdliyin, red) bersama," ucap panitia pemilihan.
Hasil tersebut kemudian diumumkan secara resmi oleh Ketua Steering Committee Muktamar NU Lampung Muhammad Nuh.
"Setelah melakukan pemungutan dan penghitungan suara peserta muktamar, diperoleh hasil, Prof DR KH Said Aqil Siroj 210 suara dan KH Yahya Cholil Staquf 337 suara," ucap Nuh. (ast/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Aristo Setiawan