jpnn.com - JAKARTA – Presiden Joko Widodo makan siang bersama mantan rivalnya saat Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, kemarin (17/11).
Dalam makan siang informal itu keduanya membahas berbagai hal tentang kebangsaan.
BACA JUGA: Menhub: Desember ini Kami Minta Bapak Presiden
Prabowo Tiba di Istana Merdeka pukul 13.45. mengenakan hem putih lengan panjang, celana cokelat, dan peci, Prabowo disambut Jokowi di ruang depan Istana Merdeka.
Jokowi mengenakan batik bermotif pemandangan alam pedesaan, dengan kombinasi warna biru tua dan cokelat.
BACA JUGA: Kemenhub Targetkan Serap SDM Pelaut Hingga 500 Ribu per Tahun
Usai menyambut, Jokowi langsung mengajak Prabowo masuk ke ruang makan Istana Merdeka.
Keduanya duduk bersisian di meja makan bundar. Hampir satu jam berbincang di meja makan, keduanya pindah ke teras belakang Istana Merdeka.
BACA JUGA: Bangun Reputasi Indonesia Melalui Kerja Nyata
Riuh kicau burung, suasana teduh halaman dalam kompleks istana kepresidenan, dan dua cangkir teh mengiringi percakapan santai kedua tokoh itu.
Prabowo menjelaskan, kedatangannya itu merupakan balasan atas kunjungan Jokowi ke Hambalang 31 Oktober lalu.
Setelah 17 hari, giliran Prabowo yang menyambangi Jokowi untuk makan siang.
’’Jadi, kalau di Hambalang makan nasi goreng, di sini (Istana Merdeka, red) makan ikan bakar,’’ tutur Prabowo dengan wajah semringah.
Hal senada disampaikan Jokowi. ’’Saya kira saling mengunjungi, saling bersilaturahim adalah tradisi yang sangat baik di antara kita,’’ ujarnya.
Dia berharap budaya silaturahmi itu juga dibiasakan oleh masyarakat.
Sebab, salah satu kunci persatuan bangsa Indonesia ada pada budaya silaturahmi.
Dengan Prabowo, Jokowi membicarakan visi kebangsaan. Keduanya satu visi dalam hal kebangsaan dan keindonesiaan. Demi merah putih, NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Keduanya juga berkomitmen menjaga kemajemukan Indonesia. ’’Kita tidak ingin terpecah belah gara-gara perbedaan politik, karena sangat mahal harganya,’’ lanjut Jokowi, yang disambut anggukan oleh Prabowo.
Menurut Prabowo, itulah persamaan antara dia dengan Jokowi. Yang paling utama adalah keutuhan bangsa Indonesia.
Kesamaan visi tersebut diyakini Prabowo akan sangat menguntungkan bangsa Indonesia.
Perbedaan maupun perselisihan harus diselesaikan dengan suasana yang sejuk, damai, dan kekeluargaan.
Apakah itu berarti saat ini memang ada ancaman disintegrasi bangsa, Prabowo tidak menampik.
’’Kalau kita lihat sejarah, ancaman tersebut tidak pernah hilang. Terlalu banyak sekitar kita yang iri dengan kekayaan kita (Indonesia),’’ tuturnya.
Bahkan, banyak penulis buku di luar Indonesia yang yakin bahwa Indonesia tidak akan mampu bertahan.
Karena itu, masyarakat tidak boleh terpanciing dengan hal-hal yang bisa membahayakan keutuhan bangsa.
Secara konkret, Prabowo mengatakan dia selalu mendorong penyelesaian masalah yang tidak menimbulkan kegaduhan.
Secara terbuka, Prabowo menyatakan dia akan selalu konsisten bersikap kritis terhadap pemerintah.
Sejak awal Jokowi dilantik sebagai Presiden, sudah ada komitmen di antara keduanya. Prabowo akan berperan sebagai penyeimbang.
Bila ada kebijakan yang dinilai tidak baik, dia akan mengkritik.
’’Demokrasi modern itu bukan membebek,’’ lanjutnya. Apalagi, Jokowi selalu terbuka dengan setiap kritikan.
Disinggung apakah kunjungan balasan itu juga memiliki tujuan meredam aksi 25 November mendatang, Prabowo mengakuinya.
Dia menegaskan bakal selalu berupaya ikut mengurangi ketegangan. Tidak hanya untuk 25 November mendatang.
’’Mau tanggal 25, 22, saya sebagai pimpinan organisasi partai politik tidak akan malu-malu dan segan-segan untuk menganjurkan kesejukan,’’ ucap Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus itu menambahkan, dia selalu menganjurkan untuk tidak membuat gaduh.
Bila ada masalah, sudah tersedia musyawarah mufakat sebagai jalur penyelesaian.
Bisa juga dengan membuat petisi, atau mendatangi wakil rakyat di DPR. itu sudah emnjadi budaya demokrasi di Indonesia.
Sementara, Jokowi menjawab pertanyaan soal roadshow Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke sejumlah kampus baru-baru ini.
’’Sudah izin ke saya. Untuk menyampaikan tantangan-tantangan ke depan seperti apa, yang kita hadapi sekarang seperti apa, itu perlu dijelaskan,’’ tutupnya. (byu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Periksa Mantan Dirut PT Pertamina Patra Niaga
Redaktur : Tim Redaksi