Prabowo dan Jokowi Tolong Segera Rekonsiliasi, Rakyat Sudah Lama Terpecah

Selasa, 09 Juli 2019 – 19:16 WIB
Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai, rekonsiliasi dua kubu yang berseteru di Pilpres 2019 sangat dibutuhkan setelah penetapan pasangan presiden dan wapres oleh KPU.

Rekonsiliasi dinilai sangat penting untuk mendinginkan suasana di akar rumput. Selain itu, juga untuk mendamaikan di kalangan pendukung fanatik masing-masing kubu.

BACA JUGA: Jurus Menhan Dekati PA 212 demi Rekonsiliasi Nasional

"Rekonsiliasi wajib dilakukan oleh para elite agar bisa memberi contoh teladan, bahwa persoalan pilpres hanya sebatas kompetisi yang lumrah di era demokrasi," ujar Ari kepada JPNN, Selasa (9/7).

BACA JUGA : Moeldoko Sebut Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo Tidak Penting Lagi, Semua Sudah Selesai

BACA JUGA: Tak Perlu Bawa Masalah Habib Rizieq untuk Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo

Ari kemudian mengingatkan, Joko Widodo, Maruf Amin maupun Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno adalah putra-putra terbaik bangsa.

Karena itu, siapapun presiden dan wakil presiden terpilih sepenuhnya pelayan rakyat untuk semua golongan.

BACA JUGA: Respons Politikus PDIP Soal Isu Pemulangan Rizieq Shihab Jadi Syarat Rekonsiliasi

"Ingat, rakyat sudah terbelah karena permainan politik identitas dan strategi hoaks yang mensegregasi anak bangsa. Cukup sudah drama dan aksi di Pilpres 2019, saatnya sekarang menjadi ajang pembuktian presiden dan wakil presiden terpilih untuk membuktikan janji kampanyenya," ucap Ari.

Demikian juga bagi pasangan Prabowo-Sandi yang kalah di Pilpres 2019, pembimbing disertasi di pasca sarjana Universitas Padjajaran ini menilai sebaiknya berlapang dada dan mampu menjadi kritikus yang konstruktif bagi pemerintahan Jokowi-Amin nantinya.

BACA JUGA : Terungkap, Sudah Ada Deal – deal Tahap Awal Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo

Apakah rekonsiliasi artinya bagi-bagi kursi bagi kubu yang mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019? Ari menegaskan rekonsiliasi tidak identik dengan bagi-bagi kursi.

"Rekonsiliasi harus ditempatkan sebagai bentuk sportivitas dalam demokrasi. Jika semua partai pendukung capres 02 (Prabowo-Sandi) masuk kabinet, dimana kekuatan opisisi yang menjadi korektor pemerintah," pungkas Ari.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tri Dianto: Mungkin Habib Rizieq Sudah Kangen Masakan Jakarta


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler