jpnn.com, JAKARTA - Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono mengatakan menyoroti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia.
Menurut Budisatrio, calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran berkomitmen melanjutkan pembangunan IKN.
BACA JUGA: IKN Jadi Mimpi Presiden Terdahulu yang Kini Diwujudkan Jokowi
"Komitmen Prabowo-Gibran jelas, 100 persen IKN harus dilanjutkan. Itu demi masa depan bangsa dan sudah menjadi amanat konstitusi," kata Budisatrio, Minggu (17/12).
Budisatrio mengatakan, keputusan pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan strategis dan visioner yang perlu dipertahankan.
BACA JUGA: IKN jadi Katalis Menumbuhkan Pusat-Pusat Ekonomi Baru
"Pak Presiden sudah meletakkan sebuah fondasi untuk memulai pemerataan. Itu bisa dipandang sebagai sebuah kebijakan politik strategis bahwa Indonesia sudah mulai keluar dari pola pikir yang Jawa-sentris,” jelasnya.
Dia menyatakan bahwa IKN harus dipandang sebagai katalis pembangunan yang berpusat pada pertumbuhan yang berkeadilan.
BACA JUGA: Gen Z Berharap IKN Menjadi Peradaban Maju dan Manusiawi di Masa Depan
"Perhatian nasional dan internasional akan mengarah ke ibu kota baru. Investasi akan masuk, ekonomi akan tumbuh secara cepat. Coba bayangkan dampaknya kepada Indonesia Timur," ungkapnya.
Sebelumnya, pada 7 Desember 2023, Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Maju wilayah Kalimantan Barat melakukan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda).
Ketua TKD Prabowo-Gibran Maman Abdurrahman menekankan pentingnya melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser, Kalimantan Timur.
"Hadirnya IKN akan membuat infrastruktur dan pemerataan pembangunan di Kalimantan menjadi lebih baik dan tentunya ini akan memberikan dampak juga ke provinsi penyangga, salah satunya Kalimantan Barat,” kata Maman.
Maman menggarisbawahi, hanya duet Prabowo-Gibran yang kini paling berdedikasi memajukan pembangunan IKN dari tiga calon capres dan cawapres.
Maman meyakinkan ibu kota negara perlu dipindahkan dari Jakarta karena beban pekerjaan di sana terlalu berat.
“Sudah berapa kali ganti pemimpin di Jakarta, namun, masalah-masalah seperti polusi udara dan kemacetan tidak juga bisa diatasi," beber Maman. (jlo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh