Prabowo Kerap Setujui Pernyataan Ganjar saat Debat Capres, TPN Anggap Pertanda Baik

Rabu, 10 Januari 2024 – 22:26 WIB
Tiga capres (dari kanan) Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1). Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) puas menyaksikan penampilan Ganjar Pranowo saat debat ketiga pilpres 2024 Minggu malam lalu.

Menurut Juru Bicara TPN, Siti Rahmayanti Badjeber penampilan Ganjar Pranowo sangat baik dalam debat.

BACA JUGA: TPN Ganjar Nilai Prabowo Tak Siap Berdebat

"Kami semua full senyum. Dari debat semalam harusnya masyarakat bisa menilai paslon yang pantas memimpin Indonesia ini lima tahun ke depan," kata Rahma di Jakarta.

Menurut Rahma, dalam debat yang bertemakan pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional visi misi Ganjar dalam paparannya sangat jelas.

BACA JUGA: Ganjar Temui Nelayan Lagi, Warga Tumpah Ruah di Kaliwlingi

Hal tersebut terbukti dari pernyataan calon presiden nomor urut 2 yang beberapa kali menyebut penjelasan dari Ganjar sangat baik dan bagus.

"Paslon 2 selalu menyetujui terus tentang statement paslon 3, maka itu secara tidak langsung visi misi Ganjar Pranowo jelas," kata Rahma.

BACA JUGA: Cari Informasi Harga Bahan Pokok, Atikoh Ganjar Blusukan ke Pasar di Lampung 

Rahma menjelaskan selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto baru membawa tiga alat tempur ke Indonesia.

Salah satunya pinjam pakai dan bekas yang dihibahkan dari negara lain dan justru lebih mahal biaya perawatan dan parkirnya.

"Boleh dicari falcon 7 atau 8 itu bukan kepunyaan tetapi dipinjamkan karena yang dibeli belum jadi dan nama pesawat komando salah itu adalah pesawat-pesawat private jet," kata Rahma.

Politikus Partai Hanura itu menambahkan pernyataan Ganjar Pranowo yang mengatakan bahwa Indonesia pernah berhasil menyelenggarakan Dasasila Bandung tahun 1955 menunjukkan target dan visi misi mantan Gubernur Jateng itu jelas.

Ganjar jelas ingin membawa keberhasilan Indonesia pada 1955 saat menjabat menjadi presiden nanti.

"Saat negara lain tidak bisa mengeksekusi itu," ujar Rahma. (flo/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler