jpnn.com - JAKARTA - Bangsa Indonesia mengalami tantangan besar di bidang pertanian. Tiap tahunnya, Indonesia kehilangan lahan pertanian seluas 60 ribu hektar. Pada 2015, Indonesia membutuhkan tambahan lahan pertanian seluas 730 ribu hektar.
Hal itu disampaikan calon presiden nomor 1, Prabowo Subianto saat memaparkan pandangannya terhadap masalah pangan, energi dan lingkungan hidup di ajang debat capres-cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu malam (5/7). “Kalau bicara produktivitas, kita bicara dua masalah. Pertama, intensifikasi lahan yang sudah ada. Dan bagaimana menambah lahan yang sudah banyak hilang itu,” kata Prabowo yang kini rajin berpeci dan berpakaian safari warna putih.
BACA JUGA: Prabowo-Hatta Lebih Kompak Dibanding Jokowi-JK
Menurutnya, ada dua pendekatan dalam masalah intensifikasi lahan. Pertama, memperbaiki jenis pupuk yang dipakai selama ini. Pasalnya, pupuk yang digunakan petani lokal saat ini masih tertinggal.
“Kita harus pakai pupuk majemuk yang spesifik. Kita baru pakai yang umum, tak spesifik. Perlu ada pupuk untuk jagung, beras atau ubi. Bukannya satu pupuk untuk semua," terangnya.
BACA JUGA: Harapkan Semangat Konser Salam 2 Jari Menular ke 9 Juli
Mengenai kebutuhan tambahan lahan pertanian, Prabowo menegaskan bahwa jika dipercaya rakyat untuk memerintah maka prioritas utamanya adalah membuka 2 juta lahan sawah baru. “Kami akan tambah dua juta hektar sawah baru di Indonesia untuk hadapi puluhan ribu hektar yang sudah hilang. Intensifikasi, eksetensifikasi, distribusi, pengairan dan penambahan bendungan akan kami laksanakan," terangnya rinci.(jpnn)
BACA JUGA: JK Soroti Krisis Pangan dan Energi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjebak Macet, Jokowi Telat
Redaktur : Tim Redaksi