jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto pekan lalu di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, belum membicarakan soal pencalonan presiden 2019.
Dalam pertemuan itu dibahas soal besaran ambang batas pencalonan presiden 2019 di Undang-undang Pemilihan Umum. Namun, tidak spesifik berbicara koalisi mencalonkan presiden dan wakil presiden.
BACA JUGA: Prabowo Kandas di 2009 dan 2014, Fadli Zon: Itu Biasa Dalam Demokrasi
"Pada saat pertemuan itu tidak membicarakan masalah capres-cawapres," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto di Senayan, Jakarta, Senin (31/7).
Agus menjelaskan, SBY-Prabowo membahas bagaimana melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara lebih baik. "Kalau figur tentunya tidak dibahas pada malam itu," tegasnya.
BACA JUGA: Pak Jokowi Enggak Nyambung
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, pertemuan SBY-Prabowo membicarakan banyak hal. Pertama, dalam UU Pemilu SBY dan Prabowo sama sikapnya. Yakni, presidential threshold 20 persen tidak masuk akal sehat.
"Bagaimana threshold yang sudah dipakai di dalam pemilu sebelumnya dipakai lagi. Nah, ini mengganggu akal sehat," ujarnya di Senayan, Jakarta, Senin (31/7).
BACA JUGA: Ani Yudhoyono Dianggap Layak Maju Pilpres Dampingi Prabowo
Menurut Fadli, berangkat dari persoalan itu ke depan memang perlu ada kerja sama antara Partai Gerindra dan Partai Demokrat.
Kedua partai selama ini selalu kerja sama termasuk dengan partai-partai lain. "Komunikasi politik terus terjalin," tegasnya.
Namun, ujar Fadli, kerja sama tidak harus membentuk suatu koalisi sekarang. Sebab, kalau membentuk koalisi terlalu awal sangat tidak baik. "Terlalu lama belum tentu efektif," ungkapnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Sebut SBY dan Prabowo Mau Bertemu karena Saling Perlu
Redaktur & Reporter : Boy